Jakarta (ANTARA) - Wali Kota Jakarta Timur Muhammad Anwar memastikan asupan gizi balita stunting atau tengkes di wilayah tersebut terpenuhi, dengan terjun langsung ke lapangan dan memantau pemberian makanan tambahan di Kelurahan Pisangan Baru.

“Di sini, di RW 12 Kelurahan Pisangan Baru, ada dua balita yang stunting dan kami sudah mendatangi mereka dan orang tuanya,” kata Anwar di Jakarta Timur, Jumat.

Anwar mengatakan, pemberian makanan tambahan bergizi bagi balita stunting merupakan salah satu program dari hasil Rembuk Stunting, yang bertujuan menaikkan tinggi dan berat badan balita agar sesuai dengan kurva pertumbuhan.

Pemberian makanan tambahan tersebut, lanjut dia, diberikan selama tiga bulan berturut-turut dan akan selalu dievaluasi setiap bulannya. Dalam hal ini, Pemerintah Kota Jakarta Timur melibatkan jajaran pemerintah di tingkat kecamatan hingga pelaku usaha.

“Saya sudah perintahkan jajaran di tingkat wilayah kecamatan untuk menjadi bapak angkat stunting dan juga berkolaborasi dengan pengusaha-pengusaha di Jakarta Timur, memastikan gizi (balita stunting) terpenuhi secara rutin setiap hari selama tiga bulan,” ujar Anwar.

Ia juga menegaskan bahwa pemberian makanan tambahan bagi balita stunting harus dilakukan secara kontinu.

“Ketika kita memberikan makanan tambahan atau bergizi selama seminggu, lalu setelah itu bolong-bolong, percuma, enggak bermanfaat, jadi harus diulang lagi,” katanya.

Kemudian, Anwar menekankan bahwa evaluasi penting dilakukan setiap bulan untuk memastikan berat badan dan tinggi badan balita tumbuh dengan baik.

Jika hasil evaluasi tidak menunjukkan perkembangan positif, maka menurut dia perlu pemeriksaan medis lebih lanjut sebab dikhawatirkan ada faktor lain yang membuat pertumbuhan balita terganggu.

“Kalau dia berkembang, tinggi dan berat badannya bertambah, berarti itu positif. Tapi kalau tidak, kita harus periksa yang lain, misalnya pemeriksaan darah secara lengkap,” ujarnya.

Saat ini, angka stunting di Jakarta Timur berada di angka 14,4 persen. Sementara itu di Provinsi DKI Jakarta, angka stunting mencapai 14,8 persen.

Anwar pun berharap bahwa dengan berbagai program yang dijalankan, wilayah yang dipimpinnya itu dapat mencapai zero stunting atau nol kasus stunting pada tahun 2024.

Baca juga: Kemenkes: Masyarakat perlu ubah pola pikir kuratif ke preventif

Baca juga: Heru arahkan CSR untuk bangun toilet komunal di Johar Baru

Baca juga: Menko PMK dorong percepatan penanganan stunting di Sulbar

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023