Sentani (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan kurikulum muatan lokal bahasa ibu untuk jenjang SD-SMA atau sederajat di wilayah adat Mamta/Tabi di SMA Negeri 1 Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Jumat.

Mamta/Tabi merupakan wilayah di Provinsi Papua, meliputi Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom, Sarmi, dan Memberamo Raya.

Pengembang Ahli Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek Taufiq Damarjati di Sentani, Jumat, mengatakan langkah pemerintah daerah setempat bersama komunitas masyarakat adat melalui Sekolah Adat Negeri Papua sejalan dengan visi Kemendikbudristek.

“Menjadikan pendidikan selaras dengan kebudayaan serta bagaimana Program Merdeka Belajar episode 17, kami berupaya melestarikan budaya dan bahasa, khususnya di daerah masing-masing,” katanya.

Dia mengatakan bahasa salah satu bagian program pelestarian dan revitalisasi dari pemerintah, yakni Bahasa Sentani.

“Jadi saya bisa katakan ini sudah benar-benar selaras dengan program Kemendikbudristek untuk dapat mengangkat kembali bahasa-bahasa daerah atau bahasa ibu di seluruh Indonesia tetapi khususnya di Kabupaten Jayapura, Papua,” ujarnya.

Baca juga: Wagub Sulut sebut anti korupsi muatan lokal pendidikan di tingkat SMA

Ia menjelaskan penutur bahasa daerah di Indonesia sudah mulai sedikit sehingga menjadi perhatian serius pemerintah pusat dalam hal ini Kemendikbudristek, untuk mempertahankan bahasa ibu tersebut melalui pendidikan muatan lokal di sekolah negeri dan swasta.

“Masalah ini bukan hanya di Sentani saja, bahkan di daerah-daerah, seperti Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi di mana penutur-penutur asli bahasa daerah sudah mulai berkurang, sehingga melalui kebijakan merdeka belajar episode ke-17, Mendikbudristek (Nadiem A. Makarim, red.) mencanangkan revitalisasi bahasa daerah, salah satunya Bahasa Sentani,” katanya.

Dia mengatakan program ini selaras dengan kebijakan mengenai pelestarian bahasa daerah serta pengembangan model kurikulum berbasis alam, literasi kelas awal di Papua berbasis budaya dan adat atau bahasa ibu.

Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Jayapura Eqberth C. Kopeuw mengatakan jadwal pelajaran untuk bahasa ibu di semua sekolah di 19 distrik daerah ini harus ada, mulai jenjang SD-SMA/SMK atau sederajat.

“Khusus untuk PAUD dan TK kami tidak adakan karena itu kelas bermain, tetapi selebihnya SD-SMA/SMK sederajat di kabupaten ini harus ada pelajaran bahasa ibu disesuaikan dengan wilayah adat di Kabupaten Jayapura,” ujarnya.

Baca juga: Bahasa daerah Sentani jadi mata pelajaran muatan lokal SD di Papua
Baca juga: Sekda Bogor dorong muatan lokal bahasa Sunda dipelajari sejak PAUD
Baca juga: PGRI minta Kepri tetapkan Gurindam 12 sebagai kurikulum muatan lokal

Pewarta: Yudhi Efendi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023