Jakarta (ANTARA) - Pakar hemato-onkologi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia Dr dr Andhika Rahman, SpPD-KHOM mengatakan benjolan pertanda kanker termasuk limfoma (kanker kelenjar getah bening) bertambah besar serta tak sakit, berbeda dengan benjolan akibat sebab lainnya.

"Tumor adalah benjolan. Tumor jinak tetap tumor. Tetapi tumor ganas adalah kanker. Benjolan itu sebenarnya akibat dari adanya infeksi, trauma dan satu kemungkinan lagi yakni keganasan. Jadi, yang trauma dan keganasan itu jelas berbeda," kata dia dalam diskusi media bertajuk “Hari Kesadaran Limfoma Sedunia 2023: We Can’t Wait – to Focus on Our Feelings" di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Dokter: Benjolan kista dan kanker payudara kerap sulit dibedakan

Sementara benjolan akibat infeksi dan trauma umumnya tidak bertambah besar ataupun kalau bertambah besar hanya dalam waktu tertentu yang kemudian dapat membaik.

Selain itu, sambung Andhika, pada mereka yang mengalami benjolan karena sebab trauma dan infeksi juga akan mengalami radang dan sakit pada benjolan. Kemudian, khusus benjolan akibat infeksi, dapat disertai gambaran infeksi seperti meriang, menggigil, demam, kemerahan dan sebagainya.

"Dan keluhan yang paling banyak adalah painfull pada yang trauma dan infeksi. Sedangkan pada yang tidak infeksi karena keganasan, bertambah besar dan painless," ujar dia.

Andhika menganjurkan mereka yang memiliki benjolan di bagian tubuhnya baik itu sakit atau tidak untuk menindaklanjuti dengan berkonsultasi ke dokter, karena ada juga kanker dengan infeksi sehingga menimbulkan nyeri.

Kemudian, khusus benjolan akibat limfoma, jumlahnya tidak hanya satu melainkan banyak karena benjolan bisa muncul di sepanjang sepanjang kelenjar getah bening di seluruh bagian tubuh.

Dia lalu mengingatkan, benjolan khususnya di leher seringkali dianggap sebagai TB kelenjar karena bentuknya mirip. Oleh karena itu, dia menyarankan para dokter melakukan evaluasi setelah pengobatan selama dua pekan.

"Kalau dia (benjolan) terkena obat paru sangat sensitif, jadi dia akan mengecil dan menghilang gejalanya. Pasien lebih segar, mau makan itu bagus. Tetapi kalau ternyata tidak, harus lanjut periksa. Kalau dengan foto (rontgen) enggak bisa, CT-scan yang harus dikerjakan," demikian pesan Andhika.

Baca juga: KemenPPPA ajak perempuan tak ragu periksa benjolan payudara

Baca juga: Dokter onkologi: Benjolan tanda kanker payudara paling mudah dikenali


Baca juga: Dokter: Jangan takut dan segera periksakan jika ada benjolan payudara

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023