Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial menurunkan petugas untuk mendampingi korban tindak pidana perdagangan orang, termasuk 28 korban yang sedang berada di Rumah Perlindungan dan Trauma Center Bambu Apus, Jakarta Timur.

"Jadi kita dampingi terus. Yang paling penting adalah mengubah mindset-nya (kerangka berpikirnya), bahwa mereka bisa hidup, mereka pasti bisa survive (bisa bertahan) kalau mereka sungguh-sungguh," kata Menteri Sosial Tri Rismaharini di Jakarta, Jumat.

Menteri Sosial menyampaikan bahwa 28 korban tindak pidana perdagangan orang yang kini berada di Rumah Perlindungan dan Trauma Center Bambu Apus kebanyakan masih muda, dan di antaranya ada yang pernah menjadi guru honorer.

Korban tindak pidana perdagangan orang yang sempat ditahan di Malaysia itu, menurut dia, umumnya terjebak setelah tergiur tawaran kerja dengan penghasilan besar yang beredar di platform media sosial.

Dia mengarahkan para petugas sosial untuk mendampingi korban kejahatan yang berasal dari Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur tersebut.

Menteri Sosial juga mengupayakan para korban tindak pidana perdagangan orang mendapat fasilitas pelatihan di balai-balai Kementerian Sosial di daerah asal mereka.

"Kita juga ajarkan mereka wirausaha atau mereka pingin apa gitu. Nah ini lagi di-asesmen sama staf saya, mereka maunya apa," katanya.

Baca juga:
Polres Tasikmalaya bantu pemulangan korban TPPO dari Malaysia
Pemerintah bantu 18 korban tindak pidana perdagangan orang di Singapura

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2023