Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Judistira Hermawan meminta Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta fokus mengantisipasi musim hujan yang diperkirakan mulai pada November 2023.

"Dinas SDA sudah seharusnya sejak dini melakukan pemeriksaan seluruh mesin pompa yang dimiliki agar siap digunakan ketika dibutuhkan," kata Judistira saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.

Judistira mengatakan, pihaknya menerima banyak laporan terkait pompa apung rusak yang dikhawatirkan akan memperlambat waktu surut genangan saat musim hujan nanti.

Dia menyarankan perlu adanya audit agar masyarakat merasa aman dan siap menghadapi musim hujan seperti yang diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Jangan sampai ketika musim hujan tiba, ini (pompa apung) tidak berfungsi dengan baik,” katanya.

Baca juga: DKI revitalisasi sungai dan waduk persiapan musim hujan

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike juga meminta Dinas SDA memanfaatkan surutnya sungai, situ, waduk dan embung untuk melakukan pengerukan sedimen.

Pengerukan perlu dilakukan di seluruh sistem pengairan dan penampungan air agar optimal menampung volume air dan mengingat masih musim kering.

Dia meminta agar pemerintah provinsi mengecek semua kali yang mengalami pendangkalan dan melakukan pengerukan secara menyeluruh.

"Kadang pengerjaannya hanya di titik tertentu, terus enggak dilanjutkan jadi tidak akan menyelesaikan masalah,” ungkapnya.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air Ika Agustin Ningrum mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan program untuk menghadapi musim hujan. Salah satunya program "Bulan Pengerukan Kali Ciliwung".

“Ini akan dilakukan serempak di lima wilayah kota yang dilaksanakan mulai dari segmen MT Haryono sampai dengan Kali Adem Muara Angke," ujar Ika.

Baca juga: Pembangunan tiga waduk di Cipayung hampir rampung jelang musim hujan

Ika menuturkan pihaknya sedang dalam proses mobilisasi alat berat ke lima wilayah kota.

Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Setda Provinsi DKI Jakarta Afan Adriansyah Idris menambahkan, pihaknya sudah meresmikan beberapa infrastruktur besar untuk penanganan banjir.

“Di hulu itu ada Waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi, kemudian di wilayah tengah sudah ada sodetan Kanal Banjir Timur (KBT) Ciliwung dengan kapasitas 60 kubik per detik, ditambah dengan program normalisasi," kata Afan.

Afan menyatakan adanya pembangunan infrastruktur ini dipastikan elevasi ketinggian air di pintu air Manggarai akan turun.

Sedangkan untuk area lainnya, pihaknya sudah melaksanakan proyek pembangunan sembilan polder, empat waduk dan dua kali pada 2022 dan 2023.

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023