Jakarta (ANTARA) -
Warga Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara mengaku mendapat harapan untuk hidup sehat lantaran memiliki tangki septik (septic tank) gratis pemberian Pemerintah Kota Jakarta Utara.
 
"Ya Alhamdulillah akhirnya punya septic tank gratis jadi bisa hidup bersih sama sehat," kata Asmad selaku warga RT 04/02 yang mendapat tangki septik gratis, Selasa.
 
Pria berusia 60 tahun ini mengaku sudah enam tahun tinggal di kontrakan yang dia tempati. Selama itu pula, dia kerap membuang kotoran ke saluran air yang ada di belakang rumah.
 
Asmad yang hidup sebatang kara ini mengaku tidak pernah terganggu dengan aktivitas buang air sembarangan itu. Dia menganggap aktivitas itu lumrah dilakukan lantaran para tetangganya juga melakukan hal yang sama.
 
Namun demikian, dia menyadari aktivitasnya itu dapat mencemari lingkungan dan menimbulkan penyakit untuk warga sekitar.
 
Asmad yang tinggal di permukiman padat penduduk itu pun mendapat kabar bahwa dirinya terpilih untuk memiliki fasilitas tangki septik gratis dari pemerintah.
 
Dia pun bersyukur dan mengapresiasi pemberian pemerintah tersebut. "Alhamdulillah pak kalau mau dibangunin (tangki septik). Soalnya kalau mau bangun sendiri saya enggak punya yang," kata dia.
 
Hingga saat ini, tangki septik berukuran 2 x 1 meter itu tengah ditanam di depan kontrakannya. Beberapa tukang juga terlihat sedang memperbaiki jamban yang ada di belakang rumahnya.
 
Tidak hanya Asmad, Anda selaku warga yang mendapat tangki septik komunal gratis juga mengaku senang.
 
Karena tangki septik gratis ini, dia tidak perlu lagi khawatir akan bau tidak sedap dari saluran air di belakang rumah, tempat dia membuang kotoran.
 
"Saya belum pernah punya septic tank dan sekarang ini baru punya. Saya Alhamdulillah berterima kasih kepada pemerintah," kata Anda.
 
Di saat yang sama pengurus RT 02/04 Sunarto mengatakan proses pembangunan itu sudah dilakukan sejak dua minggu lalu dan akan selesai empat hari ke depan.
 
Pembangunan itu, lanjut dia, dilakukan oleh Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Utara dan beberapa Suku Dinas lainnya.
 
Dia melanjutkan pemerintah membangun tangki septik komunal untuk tiga rumah di wilayahnya. Dua dari tiga rumah yang dimaksud yakni milik Asmad dan Anda.
 
Sedangkan di wilayah lain yakni RT 05/02 tengah dibangun tangki septik individu untuk dua rumah.
 
Sunarto melanjutkan dirinya dan mayoritas warga lainnya memang tidak memiliki tangki septik lantaran lahan yang sempit dan biaya yang mahal.
 
"Di sini sempit lahan jadi susah (bangun tangki septik). Saya saja satu kamar mandi harus pakai bergantian sama warga satu kontrakan karena hanya terhubung ke satu tangki septik," kata dia.
 
Maka dari itu, pihaknya mengapresiasi upaya Pemkot membangun tangki septik komunal di wilayahnya.
 
"Jadi yang sedang dibangun ini seperti percontohannya. Kalau berhasil ya kita akan ajukan pembangunan septik tank untuk semua warga ke pemerintah," kata dia.
 
Sebelumnya, pihak Suku Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Jakarta Utara mengatakan pembangunan tangki septik ini melibatkan Suku Dinas Kesehatan, Suku Dinas Lingkungan Hidup dan beberapa jajaran pemerintah kota terkait.
 
Kegiatan ini bertujuan untuk menggaungkan gerakan Stop Buang Air Besar Sembarangan (BASB) di lingkungan Jakarta Utara.
 
Dengan adanya kegiatan ini, dia berharap pembangunan tangki septik akan terus berlangsung di seluruh permukiman warga yang tidak memiliki sanitasi yang layak.
 
"Ini merupakan program Community Action Plan (CAP) tahun 2023 yang pembangunannya di tahun yang sama dan merupakan pilot project untuk memicu pembangunan pembangunan septic tank di 4 lokasi RW kumuh lainya pada tahun mendatang," kata Kepala Seksi Perencanaan dan Pengawasan Perumahan dan Permukiman Sudin Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Jakarta Utara Ambia Aminullah Kamil.

Baca juga: Cara Jakarta Barat meretas tengkes dengan tangki septik

Baca juga: Konsultan PALD ingatkan warga rutin sedot penampungan tinja

Baca juga: Polisi bongkar lokasi pembuangan janin hasil aborsi di Jakarta Pusat





.

Pewarta: Walda Marison
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023