"Potensinya ada, karena sistem yang digunakan saat ini adalah proporsional terbuka, berbeda sistem dulu. Dengan sistem ini, masyarakat tidak mungkin membeli kucing dalam karung,"
Makassar (ANTARA) - Pakar Kebijakan Publik dari Politeknik Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara (STIA LAN) Makassar Dr Alam Tauhid Syukur mengemukakan keterpilihan Calon Legislatif (caleg) perempuan pada Pemilu 2024 berpotensi bertambah dibanding Pemilu 2019 lalu.

"Potensinya ada, karena sistem yang digunakan saat ini adalah proporsional terbuka, berbeda sistem dulu. Dengan sistem ini, masyarakat tidak mungkin membeli kucing dalam karung," ujar Alam saat ngobrol politik (ngopi) potensi Caleg perempuan yang menghadirkan Aisyah Tiar Arsyad di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa.

Menurutnya, gagasan yang disampaikan Aisyah sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yang diprioritaskan pemerintah saat ini. Selain itu, peluang perempuan menjadi keterwakilan rakyat maupun menjadi pemimpin potensinya cukup besar.

"Karena masyarakat kini memiliki kebebasan untuk memilih siapa dan dari partai mana yang mewakili suara mereka di parlemen, termasuk dari keterwakilan perempuan yang alokasi kursinya berpotensi bertambah," katanya.

Hal senada disampaikan pakar politik dari Universitas Muhammadiyah, Dr Ridwan Fawallang dengan menyatakan sepakat bahwa Caleg perempuan yang saat ini bertarung untuk mendapatkan kursi tentu memiliki peluang besar.

Selain itu dukungan perempuan kepada perempuan masih sangat kuat, apalagi jumlah pemilih di Sulsel didominasi dari kaum perempuan. Hadirnya Aisyah, kata dia, tentu terus bergerak menyerap aspirasi masyarakat di daerah pemilihannya.

"Itu artinya dibutuhkan tangan-tangan dingin yang bertanggung jawab dan afirmatif terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat, seperti Aisyah Tiar Arsyad," papar Ridwan menambahkan.

Sementara itu Pakar kebijakan publik dari Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr Abdi menilai Caleg perempuan memang memiliki peluang di Pemilu 2024. Menurut dia, keterlibatan caleg perempuan kini tidak lagi sekedar memenuhi kuota afirmasi 30 persen.

"Daerah Pemilihan (dapil) tiga itu tidak pernah absen perwakilannya di DPR. Kalau saya perhatikan data yang ada, minimal selalu ada dua perwakilan perempuan dari dapil tiga di DPR RI," sebut Abdi.

Peluang para caleg perempuan di dapil Sulsel tiga cukup besar. Sebab, bila melihat komposisi bakal caleg perempuan DPR RI dapil tiga, ungkap dia, rata-rata bukan perempuan biasa. Sosok Aisyah, apalagi berasal dari tanah Luwu sekaligus keturunan tokoh perempuan Opu Daeng Risadju tentu menjadi salah satu pertimbangan masyarakat memilihnya.

Calon Anggota DPR RI dari Partai Gerindra, Aisyah Tiar Arsyad yang bertarung di dapil Sulsel tiga meliputi Kabupaten Pinrang, Sidrap, Enrekang, Tana Toraja, Toraja Utara, Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara dan Kota Palopo menyatakan optimistis meraih kursi.

"Menurut saya, keterwakilan perempuan sejauh ini hanya 20 persen yang terserap. Isu perempuan masih tinggi, belum sepenuhnya terakomodasi seperti pemberdayaan perempuan, UMKM dan pendidikan. Tiga isu ini akan dikawal termasuk melestarikan budaya dan pertanian," katanya menekankan.

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023