Jakarta (ANTARA) - Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur mengatakan, 2045 menjadi masa emas pertumbuhan ekonomi produk mebel dan kerajinan Indonesia dengan nilai produksi mencapai 30 miliar dolar AS untuk ekspor maupun pangsa pasar dalam negeri.
 
“Sangat optimis untuk mencapai itu karena Indonesia sekarang negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor empat tertinggi di dunia, sehingga produk mebel dan kerajinan ini akan menjadi kebutuhan primer,” kata Sobur pada pameran International Manufacturing Compenents (IFMAC) & Woodworking Machinery Exhibition (WOODMAC) di Jakarta, Rabu.
 
Sobur menuturkan, dengan adanya pameran IFMAC dan WOODMAC yang memperkenalkan teknologi canggih dan solusi inovatif dari perusahaan global tersebut dapat meningkatkan daya saing bisnis furnitur lokal.
 
“Pameran ini bisa menjadi ajang pendukung utama perhelatan mebel dan kerajinan di tanah air untuk bisa memasuki pasar global yang lebih besar lagi,” tutur Sobur.
 
Sobur menambahkan, anggota HIMKI akan belanja mesin untuk membangun pertumbuhan ekonomi mebel dan kerajinan Indonesia seperti 20 tahun terakhir yang dilakukan China.
 
“Kami meminta kepada Sekjen China National Forestry Machinery Association Mr Wei Jian untuk membuka industri di Indonesia untuk membangun mesin-mesin dalam membantu produsen furnitur Indonesia untuk mengakses teknologi baru,” tambah Sobur.
Sebuah mesin produksi mebel di tampilkan pada pameran International Manufacturing Compenents (IFMAC) & Woodworking Machinery Exhibition (WOODMAC) di Jakarta, Rabu (20/9/2023). ANTARA/Bayu Pratama S.
​​​​​
Sobur mengungkapkan, nilai jual unik Indonesia sebagai pemasok pasar furnitur global berakar pada sumber daya alamnya, tenaga kerja terampil, harga kompetitif, keragaman budaya, dan produksi berkelanjutan, sehingga sangat dicari di pasar furnitur global.
 
“Furnitur buatan Indonesia banyak dicari karena presisi dan desainnya yang kreatif, selain karakteristiknya yang berkualitas tinggi dan harga bersaing yang dapat diproduksi dengan teknologi global terkini,” ungkap Sobur.
 
Sobur menjelaskan, produsen furnitur Indonesia sangat menekankan praktik produksi yang berkelanjutan dan penggunaan bahan yang ramah lingkungan hingga pengelolaan hutan yang bertanggung jawab.
 
“Hal itu telah membedakan produk furnitur Indonesia di pasar global dan menarik konsumen yang sadar lingkungan sehingga pasar furnitur Indonesia berkembang pesat,” jelas Sobur.
 
Pada pameran IFMAC & WOODMAC 2023 yang diselenggarakan selama empat hari dari 20 hingga 23 September 2023 di Jakarta International Expo, Kemayoran itu menampilkan 225 perusahaan dari 22 negara dan mengundang 15 ribu pengunjung. Pameran tersebut menampilkan beragam produk mesin, perekat, pelapis, cat, perlengkapan dan peralatan, bahan kayu serta panel kayu perantara, pemrosesan kayu, solusi perawatan permukaan, komponen dekoratif, dan banyak bagian terkait lainnya yang diperlukan untuk pembuatan furnitur.
 

Pewarta: Bayu Pratama Syahputra
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2023