Jakarta (ANTARA) - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, Perumda Pasar Jaya terus melakukan aktivasi pasar melalui beragam kegiatan untuk menarik minat masyarakat datang dan berbelanja ke pasar.
 
"Aktivasi pasar bertujuan untuk semakin banyak mendatangkan masyarakat ke pasar. Aktivasi biasa diisi dengan acara hiburan hingga pembagian 'doorprize' atau hadiah," kata Manager Humas Perumda Pasar Jaya Agus Lamun saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.
 
Aktivasi pasar tersebut juga dilakukan dengan bersinergi bersama berbagai pihak. Salah satunya perbankan yang berlangsung hingga 16 Oktober 2023 agar pedagang mendapatkan manfaat untuk bisa mengetahui cara mendapatkan akses permodalan.
 
Melalui aktivasi tersebut diharapkan dapat membantu pedagang meningkatkan omzet penjualan, termasuk unit usaha di kawasan Tanah Abang yang dikelola Perumda Pasar Jaya.

Baca juga: Omzet pedagang pakaian Pasar Tanah Abang tembus Rp12 juta per hari

Pengunjung Pasar Blok B Tanah Abang pada Minggu (10/9) mulai pukul 09.00-16.00 WIB tercatat mencapai 16.390 orang. Lalu Senin (11/9) naik hingga mencapai 18.617 pengunjung.
 
Menurut Agus, para pedagang yang menggunakan lokasi eksisting di unit usaha yang dikelola Perumda Pasar Jaya itu sebetulnya memiliki keuntungan ganda dari sisi perkembangan teknologi digital saat ini.
 
Para pedagang tersebut mempunyai dua market, yakni konsumen yang datang langsung ke pasar dan pembelian secara daring (online).
 
Perumda Pasar Jaya juga sudah gencar melakukan sosialisasi terkait digitalisasi pasar agar para pedagang bisa cepat adaptif terhadap pola jual-beli secara "online".
 
Adapun ramai tidaknya pasar bergantung kebutuhan dan daya beli masyarakat itu sendiri. Saat Lebaran, pengunjung pasar di kawasan Tanah Abang yang dikelola Perumda Pasar Jaya masih sangat ramai.

Baca juga: Presiden Jokowi tinjau Tanah Abang dan Sarinah cek tren penjualan
 
Agus berharap, ada perlindungan terhadap produk lokal khususnya yang dijual oleh pelaku Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) agar tidak kalah bersaing dengan barang-barang impor atau produsen besar.
 
Hal itu mengingat ketika ada pabrik atau produsen besar yang ikut masuk ke dunia e-commerce dan menjual dengan harga lebih murah dapat membuat pedagang di bawah tidak diminati karena harganya kalah bersaing.
 
"Meskipun pedagang kita juga berjualan secara 'online', dengan produk sama, kualitas sama pasti pembeli mencari harga termurah," kata Agus.
 
Karena itu, Agus meminta para pedagang pasar bisa lebih kreatif dan inovatif dalam menyesuaikan gaya berbelanja konsumen.
 

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023