Kathmandu (ANTARA) - Perdana Menteri (PM) Nepal Pushpa Kamal Dahal memandang Asian Games Hangzhou sebagai pelambang persaudaraan, persatuan, perdamaian, dan kemakmuran Asia, dan hal itu tercermin dari lagu resminya "menyampaikan arti sebenarnya dari reuni dan persaudaraan".

"Di saat Asia bangkit, kita harus menjunjung tinggi persatuan Asia, kita harus menghubungkan hati rakyat kita demi kesejahteraan bersama dan berkelanjutan," kata Pushpa Kamal Dahal dalam sesi wawancara dengan Xinhua sebelum kunjungan resmi ke China, baru-baru ini. Dalam kunjungan tersebut dia juga sekaligus akan menghadiri upacara pembukaan Asian Games Hangzhou.

PM Dahal memuji slogan yang diusung dalam ajang yang akan dimulai pada 23 September itu di Hangzhou, ibu kota Provinsi Zhejiang, China, yaitu "Heart to Heart, @Future".

Slogan tersebut mencerminkan "tidak hanya kemampuan era digital untuk menghubungkan orang-orang dari seluruh Asia," namun juga "inti dari nilai-nilai Asia dan persaudaraan Asia," ujarnya.
 
      Foto yang diambil pada 16 September 2023 ini memperlihatkan pemandangan di depan pemukiman atlet Asian Games Hangzhou di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China timur. (Xinhua/Huang Zongzhi)

"Harapan dan imajinasi saya adalah Asian Games akan menciptakan suasana yang sangat positif dan kondusif bagi persatuan kita sebagai masyarakat Asia," tambahnya.

"Kita harus memainkan peran yang lebih positif untuk stabilitas dan kemakmuran tidak hanya di Asia, tetapi juga di seluruh dunia," ujar Dahal menambahkan.

PM Nepal itu melepas total 253 atlet Nepal, yang akan mengikuti 29 pertandingan di Hangzhou, di kediaman resminya di Kathmandu pada 14 September lalu.

Dia optimistis para atlet akan "menunjukkan performa yang baik" karena Nepal dan China memiliki "kedekatan budaya yang erat" dan kontak antarmasyarakat selama ribuan tahun.
 
   Foto dari udara yang diambil pada 30 Maret 2022 ini menunjukkan Stadion Utama Pusat Olahraga Olimpiade Hangzhou (kanan) dan Pusat Tenis di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China timur. (Xinhua/Huang Zongzhi)

Nepal dan China menandatangani sebuah nota kesepahaman mengenai kerja sama bilateral di bawah kerangka kerja Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) pada Mei 2017, ketika Dahal menjalani masa jabatan keduanya sebagai perdana menteri negara tersebut.

Kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Nepal pada 2019 menghadirkan "peluang penting" untuk memajukan kerja sama di berbagai bidang, termasuk di bawah BRI, tutur Dahal.

"Mengingat besarnya kebutuhan investasi di sektor infrastruktur, Nepal berharap akan ada peluang untuk membangun infrastruktur dan mendorong konektivitas demi keuntungan ekonomi masyarakat kami," tambahnya.

Dia menyuarakan harapan bahwa kunjungannya akan menciptakan "basis yang lebih solid" untuk memperkuat persahabatan dan kerja sama bilateral, serta membangun "level kepercayaan baru" antara kedua negara.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023