Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mendorong para pedagang lokal, khususnya yang beraktivitas di pasar-pasar tradisional, untuk mulai merambah pangsa pasar digital agar bisa bersaing dengan para pelaku usaha besar maupun yang bersifat transnasional.

"Fenomena pasar (tradisional) lesu itu sudah terjadi dimana-mana. Hal ini dikarenakan tren pasar yang beralih ke digital, sehingga mau tidak mau kita pun harus mengikuti," kata Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan Kabupaten Trenggalek, Saniran di Trenggalek, Minggu.

Salah satu pasar tradisional yang "terpukul" imbas digitalisasi pasar itu terlihat di Pasar Pon yang berdiri di tengah jantung Kota Trenggalek.

Padahal pasar yang dulunya menjadi jantung ekonomi Kabupaten Trenggalek sebelum peristiwa kebakaran itu kini tak lagi ramai pembeli.

Banyak pedagang atau pemilik kios yang memilih tutup.

"Banyak faktor yang mempengaruhi ya, salah satu dampaknya karena pasar online itu sehingga banyak menyedot pangsa pasar mereka," katanya.

Dan salah satu strategi yang akan dilakukan adalah merambah ke pangsa pasar daring.

"Jadi konsepnya nanti juga ke arah online. Meskipun tidak semuanya, kan sangat memungkinkan, apalagi rata-rata kan barang kering yang ada di situ. Ini yang sedang kita rumuskan," katanya.

Dengan kata lain, pemerintah daerah bakal melatih para pedagang agar lebih terambil dalam menggaet konsumen di pangsa digital.

Mulai dari strategi pemasaran hingga strategi lainnya untuk meningkatkan minat pembeli.

Pihaknya juga mendorong agar dagangan pedagang dapat masuk ke katalog lokal pemerintah daerah.

Baca juga: Presiden Jokowi resmikan Pasar Pon Trenggalek Jatim

Baca juga: Menteri PUPR: Revitalisasi Pasar Pon Trenggalek pulihkan ekonomi lokal

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023