Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia sudah berada di jalur yang benar dalam masalah penanganan perubahan iklim.

"Bicara perubahan iklim, orang-orang Barat itu suka merasa bahwa dia yang paling tahu semua. Saya bilang, jangan ngajarin kami, kami sudah ngerti semua itu, kami tidak akan membuat policy yang akan menghancurkan anak cucu kami, ujar Luhut dalam FMB 9 "Road to Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023" di Jakarta, Senin.

Luhut menyampaikan, Indonesia telah membuktikan keseriusannya dalam menangani perubahan iklim, salah satunya adalah dengan berhasil menurun jumlah sampah plastik di laut sebanyak 39 persen dalam 4 tahun terakhir.

Selain itu, Indonesia juga menjadi salah satu negara yang banyak melakukan pemprosesan sampah di darat sehingga mencegahnya masuk ke lautan.

"Lalu, negara mana di dunia yang bisa melakukan replanting mangrove sampai 600 ribu hektare sampai tahun depan," kata Luhut.

Lebih lanjut, Luhut menjabarkan bahwa Indonesia telah berhasil melakukan restorasi gambut dan menekan tingkat kebakaran hutan. Menurut Luhut, deforestasi Indonesia berada pada peringkat terendah di dunia pada 2022.

Baca juga: Menko Marves sebut Indonesia jadi negara panutan baru

"Ini bukan data kita, angka dari UN (PBB). Jadi kita doing right," ujarnya.

Sementara itu, dari sisi energi baru terbarukan (EBT) Indonesia memiliki potensi energi bersih yang mencapai 3.600 gigawatt berupa tenaga surya, hidropower, geotermal dan lainnya.

Luhut menyampaikan, penanganan perubahan iklim tidak bisa diselesaikan hanya dengan satu masa pemerintahan saja. Menurutnya, upaya ini harus terus berlanjut hingga puluhan tahun ke depan.

"Ini bukan pekerjaan 5 tahun, ini harus berkelanjutan dan kita tidak bisa berpikir selesai dengan satu presiden. Ayo kita kerja sama, mungkin lusa saya tidak menjabat lagi, ini bisa diteruskan saja, perbaiki sana-sini," ujar Luhut.

Baca juga: Luhut: Hari Maritim momentum jaga dan kelola sumber daya maritim

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023