Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan data citra satelit penginderaan jauh atau remote sensing dapat dimanfaatkan untuk mengurai berbagai permasalahan pertanian, salah satunya sistem irigasi lahan persawahan.
 
Kepala Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air BRIN Hidayat mengatakan citra satelit penginderaan jauh dibutuhkan di Indonesia yang memiliki wilayah luas.
 
"Pemanfaatan citra satelit bisa lebih menambah lagi jangkauan di beberapa kegiatan contohnya pemantauan kualitas air," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Senin.
 
Pada 2021-2022, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menginisiasi kajian Sistem Informasi Standing Crop atau Siscrop. Siscrop merupakan sistem pemantauan fase tumbuh padi berbasis teknologi penginderaan jauh skala nasional yang dibangun oleh Kementerian Pertanian dan BRIN.
 
Periset Limnologi dan Sumber Daya Air BRIN Setyono Hari Adi mengatakan ada tiga komponen yang berpengaruh terhadap kebutuhan air padi sawah, yaitu komponen tanaman, proses input-output dari atmosfer termasuk curah hujan dan evapotranspirasi, serta tanah yang berpengaruh terhadap kapasitas tampung air tanah.
 
"Kami menggunakan citra satelit untuk memonitor fase tumbuh tanaman secara spasial dan temporal. Fungsinya untuk menghitung luas area realisasi tanam per fase tumbuh padi," kata dia.

Baca juga: BRIN sambut baik terbitnya PP 7/2023 tentang Teknologi Keantariksaan
 
Setelah mengetahui luas area tanaman per fase tumbuh maka petani bisa menghitung secara presisi berapa kebutuhan air yang diperlukan dalam suatu waktu.
 
Ia menjelaskan tentang penginderaan jauh identifikasi fase tumbuh padi dengan menggunakan data citra satelit Sentinel-1. Sentinel-1 merupakan citra satelit produk dari European Space Agency (ESA) tipe Synthetic Aperture Radar (SAR) yang bekerja pada C-band microwave dengan penetrasi sampai dengan lima centimeter.
 
BRIN menggunakan Sentinel-1 karena bebas awan, sehingga bisa memonitor luas realisasi tanam sepanjang tahun. Resolusi secara spasial 10 meter dengan resolusi temporal enam hari menggunakan dua konstelasi satelit dan 12 hari dengan menggunakan satu satelit.
 
Dia menyampaikan bahwa pemanfaatan data citra satelit untuk monitoring realisasi tanam berpotensi meningkatkan efisiensi penggunaan irigasi padi sawah.
 
Besaran peningkatan efisiensi penggunaan irigasi tergantung dari kondisi biofisik lahan dan saluran irigasi dan sosial budidaya padi petani setempat.
 
"Pemeliharaan saluran irigasi dapat menurunkan kehilangan air dan berdampak pada peningkatan efisiensi irigasi," kata Setyono.

Baca juga: BRIN jamin keberlanjutan layanan data satelit penginderaan jauh
Baca juga: Peneliti BRIN: Terapkan irigasi mikro untuk pertanian lahan kering
Baca juga: BRIN: Teknologi irigasi hemat air tingkatkan produktivitas pertanian

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023