"Kami melihat bahwa faktor-faktor eksternal relatif baik, meskipun ada pengetatan dari sisi suku bunga global. Kemudian faktor harga minyak yang belum begitu pasti," katanya.
Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah, menyatakan peluang untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,7 persen tahun 2006 masih tetap terbuka. "Jadi kalau pandangan BI, pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2006 ini masih akan berkisar 5-5,7%. Kemungkinan untuk mencapai batas atas 5,7% masih terbuka," kata Burhanuddin dalam rapat kerja dengan Panitia Anggaran DPR di Jakarta, Rabu. Dia menambahkan, seandainya target pemerintah sekarang masih pada tingkat 5.9%, maka usaha yang dilakukan harus semakin keras dan semakin banyak. "Kami melihat bahwa faktor-faktor eksternal relatif baik, meskipun ada pengetatan dari sisi suku bunga global. Kemudian faktor harga minyak yang belum begitu pasti," katanya. Secara internal, katanya, untuk mencapai batas yg tinggi tadi, iklim investasi harus segera diperbaiki. "Infrastruktur yg lama kita canangkan harus segera direalisasikan. Ekonomi biaya tinggi yg selama ini kita keluhkan, kita sepakat untuk mengurangi," katanya. Untuk Inflasi, jelasnya, BI melihat perkiraan terjadi perbaikan pada semester kedua tampaknya akan terealisasi."Kemudian mengenai inflasi pada semester 1 Januari-Juni sebesar 2,87%, dan y on y sebesar 15,53%, tetapi berjalan menurun ke akhir tahun dan saya kira akan sesuai dgn target Depkeu dan BI," katanya. Dia juga mengungkapkan rasa optimisnya dengan target suku bunga SBI yang berada pada level 12 persen dalam APBN Perubahan. Hal lain yang menurut BI penting adalah neraca pembayaran Indonesia yang cukup signifikan. "Neraca modal meningkat cukup baik, karena portofolio investasi yg masuk ke indonesia lebih banyak dan juga karena hasil ekspor yg cukup baik," katanya. Dia mengungkapkan saat ini cadangan devisa Indonesia berada pada level 40,1 miliar dolar AS, setelah dilakukan pembayaran 50 persen utang IMF. "Nilai tukar menunjukkan penguatan dan stabilizing pada tingkat Rp9.000. Sehingga target Rp9.000 mash tetap optimis bisa kita capai. Sekarang `on overage` sebesar Rp9.200," katanya. Lebih lanjut dia mengatakan, untuk perkiraan semester dua, prospek perekonomian akan dicoba untuk diperbaiki dan BI yakin akan lebih baik, inflasi akan turun mencapai target yg akan ditetapkan bersama-sama BI dan Depkeu. "Stabilitas nilai tukar rupiah akan kita jaga bersama-sama dan kita berharap realisasi dari proyek infrastruktur dan perbaikan iklim investasi akan segera dilaksanakan," demikian Burhanuddin.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006