Jakarta (ANTARA) - Festival Jakarta Film Week 2023 kembali hadir dengan menghadirkan dua program utama yaitu program pemutaran film dan nonpemutaran film serta sebuah program baru bertajuk JFW Networking atau JFW Net yang digagas sebagai wadah berjejaring.

Kehadiran JFW Net merupakan upaya untuk menambah wawasan, meningkatkan kemampuan dan memperluas pasar film Indonesia. Beberapa program baru yang hadir dari JFW Net di antaranya Producers Lab, Producers Network, dan Festival Meeting yang merupakan kolaborasi program bersama beberapa mitra.

"Kami menyadari bahwa berjejaring adalah hal penting dalam industri perfilman untuk menjalin kerja sama, membuka banyak peluang dan informasi. JFW Net diharapkan akan terus ada di setiap tahun. Ini adalah program yang kami dedikasi untuk industri perfilman. Kami ingin berkontribusi dalam penguatan industri perfilman nasional," ungkap Direktur Festival Director 2023 Rina Damayanti pada sesi jumpa media di Jakarta, Selasa.

Rina mengatakan bahwa JFW Net tahun ini mengundang banyak tamu dari pembuat film, pihak distributor, produser, penulis, dan jurnalis dari banyak negara ASEAN, Asia, dan Eropa. Tamu-tamu tersebut, kata Rina menambahkan, terbilang sangat penting apabila bisa bertemu dan berdiskusi dengan para pemangku kepentingan industri film Tanah Air.

"Kami akan adakan pertemuan sehingga semua pihak bisa bertemu dan berkumpul untuk saling membuka kesempatan kerja sama. Ke depan, mudah-mudahan kami dapat lebih berkembang lagi sehingga bisa membuat program-program market yang bisa berkontribusi untuk penguatan industri perfilman Indonesia," kata Rina.
 
Festival Director Jakarta Film Week 2023 Rina Damayanti menyampaikan paparan pada sesi jumpa media peluncuran gelaran Jakarta Film Week 2023 di Jakarta, Selasa (26/9/2023). (ANTARA/Ahmad Faishal)


Rina juga menjelaskan bahwa festival yang lahir pada masa pandemi 2021 lalu itu kini telah bertumbuh dan berkembang dari aspek hasil karya produksi sineas, penguatan keterampilan sumber daya manusia, aspek teknologi dan fasilitas produksi, hingga aspek eksibisi dan apresiasi penonton.

"Ini yang menjadi latar kami memilih tema 'Evolve'. Spirit kata 'Evolve' juga menjadi dasar dalam mengembangkan program-program dan kerjasama di tahun ini," Rina menjelaskan.

Selain program baru JFW Net, tahun ini penyelenggara juga menghadirkan dua program utama yaitu program pemutaran film dan nonpemutaran film. Program pemutaran film akan terdiri atas enam program yaitu Global Feature (pemutaran film panjang terpilih baik dari Indonesia maupun film internasional), Global Short (pemutaran film pendek terpilih dari Indonesia maupun internasional), Global Short Animation (pemutaran film pendek animasi terpilih dari Indonesia maupun internasional), Fantasea (pemutaran film-film worldwide genre), Herstory (Worldwide Women’s Cinema) dan pemutaran film-film Jakarta Film Fund (kompetisi ide cerita pembuatan film pendek dengan tiga proposal terpilih akan mendapat dukungan produksi, teknis dan pelatihan).

Sedangkan untuk nonpemutaran film atau yang disebut dengan Fringe Events akan terdiri atas program Master Class (pelatihan untuk para profesional industri film dengan narasumber berpengalaman di industri film internasional), Talks (diskusi publik seputar industri film dengan panelis yang inovatif dan berpengalaman), Community (ajang berbagi komunitas film untuk memperluas jaringan dan bertukar pengetahuan dengan para ahli di industri film), dan Road to Jakarta Film Week (kegiatan yang berjalan menjelang puncak acara Jakarta Film Week 2023) yang berkolaborasi dengan ASEAN.

Sementara itu, Program Manager Jakarta Film Week 2023 Novi Hanabi mengatakan pada tahun ini film-film yang dihadirkan memiliki nuansa, cara bertutur, dan gaya penceritaan yang beragam, membentang dari benua Eropa-Amerika hingga Asia.

"Kami menampilkan tentang pergulatan perempuan menghadapi prasangka dan tekanan sosial dieksekusi secara berbeda dalam kedua film 'Budi Pekerti' dan 'Tiger Stripes' tahun ini. Film 'Budi Pekerti' bercerita dengan drama yang intens, sementara 'Tiger Stripes' bertutur melalui pendekatan body-horror. Dua film ini menampilkan resonansi isu-isu lokal yang universal terutama konteks perempuan yang berusaha diturunkan dalam sinema,” ujar Novi.

Ajang JFW 2023 akan digelar pada 25-29 Oktober mendatang di sejumlah lokasi yaitu CGV Grand Indonesia, Kineforum Taman Ismail Marzuki, Galeri Kaya Indonesia, dan Hotel Ashley Wahid Hasyim, Jakarta. Pada gelaran tahun ini penyelenggara juga kembali menjalin kerjasama dengan Vidio sebagai platform resmi penyelenggaraan secara daring.

Baca juga: Pemprov DKI berkomitmen dukung ekosistem film lewat Jakarta Film Week

Baca juga: DKI Jakarta diproyeksikan jadi kota ramah industri perfilman dunia

Baca juga: Film Batuku Adat karya siswa SBT Maluku masuk Heritage Film Festival

Baca juga: FFWI diproyeksikan menjadi festival film bergengsi tingkat ASEAN

Pewarta: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023