Tokyo (ANTARA) - Dolar AS melemah lebih jauh dari level tertingginya dalam 10 bulan terhadap sejumlah mata uang utama lainnya di sesi Asia pada Jumat sore, hari perdagangan terakhir kuartal ini, memberikan yen ruang untuk bernapas di tengah kekhawatiran intervensi.

Euro melanjutkan rebound-nya, naik lebih jauh dari level terendah Januari di 1,0482, yang jika ditembus akan menjadi level terendah sejak Desember, karena investor mengamati data inflasi zona euro.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang terhadap enam mata uang utama lainnya, turun sekitar 0,1 persen di jam Asia menjadi 106,02 dibandingkan dengan penutupan AS, dan lebih jauh dari level tertinggi 10-bulan pada Rabu (27/9/2023) di 106,84. Indeks masih berada di jalur kenaikan untuk bulan kedua berturut-turut.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS, yang selama ini memberikan dukungan terhadap dolar, turun dari level tertinggi multi-tahun semalam.

Baca juga: Dolar turun dari tertinggi 10 bulan di awal Asia, yen rawan intervensi

Pasar menantikan poin data berikutnya, dimulai dengan data konsumsi pribadi utama AS yang akan dirilis pada Jumat. Namun, penutupan sebagian pemerintahan AS akan segera terjadi, yang dapat mempengaruhi rilis data ekonomi.

Kurangnya data dapat menciptakan "kekosongan ketidakpastian" ketika Federal Reserve mencoba menentukan apakah diperlukan kenaikan suku bunga lagi tahun ini, kata Tony Sycamore, analis pasar di IG.

“Ketika kita mempunyai bank sentral yang bergantung pada data... dan mereka tidak bisa mendapatkan data tersebut secara tepat waktu, saya pikir, hal ini akan menciptakan alasan lain untuk tidak mengambil tindakan dalam beberapa kelas aset ini,” kata Sycamore.

Presiden Fed Richmond, Thomas Barkin bergabung dengan sejumlah pejabat Fed yang berbicara minggu ini, mengatakan pada Kamis (28/9/2023) bahwa tidak jelas apakah perubahan kebijakan moneter lebih lanjut akan diperlukan dalam beberapa bulan mendatang.

Meskipun ada sedikit bantuan, tekanan tetap ada pada yen karena diperdagangkan mendekati 150 per dolar, yang dipandang sebagai potensi pemicu intervensi bagi pihak berwenang. Yen terakhir diperdagangkan pada 149,36.

Baca juga: Dolar AS melemah seiring dengan kian dekatnya penutupan pemerintahan

Inflasi inti di ibu kota Jepang melambat pada September untuk bulan ketiga berturut-turut terutama karena turunnya harga bahan bakar, data menunjukkan pada Jumat.

Data terpisah menunjukkan produksi pabrik datar pada Agustus dibandingkan dengan Juli, sebuah tanda bahwa perusahaan-perusahaan merasakan dampak dari lemahnya permintaan global dan lemahnya pertumbuhan ekonomi China.

Meskipun intervensi mata uang mungkin memiliki dampak yang terbatas, “pemerintah tidak akan rugi secara politis dengan menunjukkan kepada masyarakat Jepang bahwa mereka serius dalam mengatasi lonjakan harga impor akibat melemahnya yen,” Yasunari Ueno, kepala ekonom pasar di Mizuho Securities mengatakan dalam sebuah catatan.

Di tempat lain, euro berada di 1,0579 dolar melanjutkan kenaikannya dari level terendah multi-bulan di 1,0488 dolar pada minggu ini, menjelang data inflasi zona euro yang akan dirilis hari ini.

Sterling naik hampir 0,1 persen menjadi 1,2223 dolar, memulihkan sebagian besar kerugiannya minggu ini setelah jatuh ke 1,2111 dolar pada Rabu (27/9/2023), level terendah sejak 17 Maret.

Aussie melanjutkan kenaikannya pada Jumat, terangkat lebih dari 0,4 persen terhadap dolar AS menjadi 0,6456 dolar AS, sementara kiwi mencapai level 0,6006 dolar AS, level tertinggi dalam empat minggu terhadap mata uang AS.
 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023