Selangor, Malaysia, (ANTARA) - Presiden Kelima RI yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mendorong agar negara-negara di ASEAN berkolaborasi untuk membangun ketahanan pangan di tengah krisis pemanasan global dan konflik geopolitik dunia.

Saat menyampaikan orasi ilmiah dalam rangka penganugerahan gelar doktor honoris causa dari Universitas Tunku Abdul Rahman (UTAR) Malaysia pada Senin, Megawati sempat menyinggung soal akibat krisis iklim yang dipicu pemanasan global dan situasi geopolitik, seperti perang Rusia-Ukraina.

“Makanya mengapa tadi saya memberikan usulan untuk awal mula, ASEAN sebagai bagian Asia, untuk bisa berkolaborasi, bukan hanya dalam rangka untuk saling berdiskusi, tapi juga melakukannya dalam sebuah kenyataan,” kata Megawati.

“Sebagai sebuah contoh, penghasil beras itu Indonesia, Thailand, Vietnam, Kamboja. Yang menurut saya akan mulai sulit untuk melakukan ekspor. Karena masing-masing negara pasti sekarang ini berupaya untuk berasnya bagi kemaslahatan di internal dulu (dikonsumsi sendiri, red),” ujarnya.

Sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Megawati mengaku sudah berbicara tentang upaya untuk membangun ketahanan pangan itu dengan Presiden Joko Widodo.

Baca juga: ASEAN mendeklarasikan perkuat ketahanan pangan dan gizi hadapi krisis

Ketahanan pangan, menurut dia, tak bisa dilakukan seketika sehingga upaya untuk mencapainya harus dikerjakan sejak awal dan tidak bisa ditunda.

Di BRIN, ada lebih dari 10 ribu periset yang bekerja untuk mencari cara terbaik mencapai ketahanan pangan, dan BRIN diharapkan bisa berkolaborasi dengan periset dari negara-negara lain Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

“Sehingga kalau ini pun segera dilakukan sebuah pertemuan yang berkala dan terus diimplementasikan dengan hal-hal yang telah didiskusikan itu. Karena bagi kami, seperti pengadaan beras, bukan hanya masalah tanah saja, tapi juga benih. Mesti diperhitungkan,” katanya.

Dia menambahkan bahwa ada berbagai hal lain yang harus disiapkan terkait isu ketahanan pangan. Misalnya, kata Megawati, soal jumlah produksi beras yang cukup bagi sebuah negara untuk konsumsi dalam negeri.

“Saya sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN khawatir karena dilakukan pengalihan tanah subur. Ketika kemarin memberikan pidato pembukaan rakernas partai, saya juga mengatakan untuk berhenti melakukan pengalihan tanah subur di Indonesia,” ujar dia.


Baca juga: KTT ASEAN adopsi penguatan ketahanan pangan dan nutrisi dengan Kanada

Baca juga: Australia umumkan kontribusi untuk ketahanan pangan ASEAN


Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023