Jakarta (ANTARA) - Pusat Pengelolaan Kompleks Kemayoran (PPK Kemayoran) membuka peluang kolaborasi dengan berbagai instansi untuk mengeksplorasi sejarah budaya yang ada di Kemayoran, Jakarta Pusat.
 
Direktur Utama PPK Kemayoran Medi Kristianto mengatakan kolaborasi itu dilakukan dengan universitas dan lembaga pendidikan dalam mengkaji tumbuh kembang kesenian keroncong di Kemayoran.
 
"Kami berharap generasi muda dapat mengenal lebih dalam mengenai sejarah dan budaya yang tumbuh dan berkembang di Kemayoran," ujarnya di Jakarta, Senin.
 
Pada 27 September 2023, PPK Kemayoran yang merupakan satuan kerja di bawah Kementerian Sekretariat Negara menggelar lokakarya sejarah dan budaya bertajuk Jejak Sejarah Kemayoran: Transformasi dari Masa ke Masa.

Baca juga: PPK Kemayoran dan mitra bahas upaya Kemayoran jadi "Smart City"

Baca juga: Aji mumpung untuk raup untung dari Jakarta Fair Kemayoran
 
Acara itu diikuti oleh sejumlah pelajar SMP dan SMA di Kemayoran, serta beberapa komunitas pecinta sejarah.
 
Lokakarya dan diskusi tersebut menghadirkan sejumlah pembicara, yaitu Dosen Teknik Planologi Universitas Trisakti Yayat Supriyatna, Sejarawan dan Penulis JJ Rizal, serta Arsitek dan Pengajar Universitas Pancasila Yuke Ardiati.
 
Mereka bertiga membahas sejarah, budaya, dan peran Kemayoran dari masa lalu hingga sekarang, termasuk ikon-ikon sejarah yang masih tersisa di Kemayoran.
 
"Salah satu topik yang didiskusikan antara lain jejak sejarah Bandara Kemayoran sebagai bandara internasional pertama di Indonesia, tumbuhnya budaya betawi di Kemayoran, serta relief yang berada di eks terminal Bandara Kemayoran," kata Medi.
 
Pada awal abad ke-19, Kemayoran muncul sebagai kota urban. Daerah itu dihuni oleh masyarakat menengah ke bawah dengan penduduk yang sangat heterogen.
 
Sejarahwan dan Penulis JJ Rizal menuturkan musik keroncong menjadi salah satu produk yang berkembang di Kemayoran kala itu.
 
Kemayoran punya peran sangat penting di masa lalu yang ditandai dengan keberadaan Bandara Kemayoran yang menjadi salah satu pintu gerbang masyarakat internasional datang ke Jakarta.
 
Dosen Teknik Planologi Universitas Trisakti Yayat Supriyatna berharap kawasan Kemayoran bisa terus tumbuh sebagai salah satu pusat perekonomian dan bisnis yang aman dan nyaman sesuai dengan konsep kota pintar.
 
Yayat memandang bahwa jejak keberadaan Bandara Kemayoran yang dulu menjadi bandara internasional pertama di Tanah Air menandakan Kemayoran pernah memegang peranan penting di masa lalu.
 
"Saya berharap meskipun Bandara Kemayoran sudah tidak ada, kawasan Kemayoran tetap tumbuh sebagai salah satu pusat perkembangan budaya dan bisnis di Jakarta dengan konsep smart city," ujarnya.*

Baca juga: Ondel-ondel dari botol bekas membawa berkah

Baca juga: Kerak telor, jajanan favorit pengunjung PRJ

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023