Makassar (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar memprediksi musim kemarau dengan fenomena cuaca panas dengan suhu berkisar 33-35 derajat Celcius berlangsung hingga pertengahan Oktober 2023.

"Untuk wilayah Makassar dan sekitarnya suhu panas masih berada di kisaran 33 hingga 35 derajat Celcius pada siang hari," ujar Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar Amhar Ulfiana, di Makassar, Senin.

Saat ditanya mengenai hasil prakiraan cuaca dari aplikasi AccuWeather atau pemantau cuaca global yang menunjukkan prediksi panas terik di Makassar dan sekitarnya pada awal Oktober sampai 10 Oktober mendatang bisa mencapai suhu 39 derajat Celcius, Ulfiana mengatakan, pihaknya tidak ingin mengomentari hal itu.

Baca juga: BMKG: Cuaca panas terik Indonesia dipengaruhi dinamika atmosfer

"Untuk beberapa hari ke depan, kami perkirakan maksimum sampai 35 derajat Celcius, karena selama kami mengamati, sejak musim kemarau berlangsung sampai hari ini, belum ada yang mencapai 39 derajat Celcius," katanya.

Sebelumnya, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, melalui siaran persnya, pada Sabtu (30/9) menjelaskan, penyebab fenomena suhu panas terik di wilayah Indonesia belakangan ini dipicu sejumlah dinamika atmosfer.

Ia mengemukakan, di tengah cuaca cerah, pertumbuhan awan sangat minim terutama pada siang hari. Kondisi tersebut menyebabkan penyinaran matahari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan, sehingga suhu di luar ruangan terasa sangat terik.

Baca juga: BMKG memprakirakan cuaca panas terik berlangsung sampai Oktober

"Saat ini sebagian besar wilayah Indonesia terutama di selatan ekuator masih mengalami musim kemarau, dan sebagian lainnya akan mulai memasuki periode peralihan musim pada periode Oktober-November 2023. Sehingga, kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari," katanya.

Untuk posisi semu matahari pada akhir September bergerak ke arah Selatan ekuator. Itu berarti sebagian wilayah Indonesia mengalami pemanasan sinar matahari optimal. Faktor-faktor lain seperti kecepatan angin, tutupan awan, dan tingkat kelembapan udara juga mendorong kondisi suhu terik.

Kondisi fenomena panas terik ini diprediksikan masih dapat berlangsung dalam periode Oktober ini, mengingat kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari.

Baca juga: Walhi: Bumi kian panas, solusinya kurangi pelepasan karbon

"Kami menghimbau masyarakat untuk senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh, terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari agar supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk lainnya," kata Guswanto.
 

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023