Jakarta (ANTARA) - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Jaya (PAM Jaya) menyebutkan pelayanan kebutuhan air tangki menuju wilayah yang kekurangan air bersih di DKI Jakarta sesuai dengan permintaan.

Corporate Secretary PAM Jaya, Gatra Vaganza menjelaskan, permintaan bantuan air tangki biasanya disampaikan melalui "call center" PAM Jaya yang tersedia akun-akun media sosialnya.

"Biasanya wilayah yang kekurangan air akan menyampaikan keluhannya, misalnya, Ketua RT atau RW akan menghubungi kami soal masalah mereka lewat 'call center' kami. Terus kami buatkan jadwalnya untuk penyaluran air tangki," ungkap Gatra pada Selasa.

Pihaknya telah mencatatkan 2.082 ritase air tangki menuju wilayah-wilayah yang kekurangan air bersih setiap bulannya.

"Sebulannya itu dengan kondisi kekurangan ait itu ya, kurang lebih di 2082 ritase ya, bukan mobil, tapi ke ritase. Ritase itu perjalanan pengirimannya. Itu sebanyak 2.082 selama sebulannya," ungkap Gatra.

Dalam satu ritase, kata Gatra, pihaknya menyalurkan rata-rata 4.000 liter air. "Satu ritase itu 4.000 liter dan itu 'by request' (dengan permintaan) sebetulnya ya," ungkap Gatra.

Baca juga: PAM Jaya tambah empat reservoir komunal pada 2023

Adapun penyaluran air tangki tersebut, kata Gatra, tidak dipungut biaya. 'Iya, tidak dipungut biaya. Intinya sudah ada request dan kita akan masukan ke jadwal," ungkap dia.

Terkait dengan penyaluran air tangki, pihaknya hanya menyediakan 55 mobil tangki." Pasti kita harus ratakan ya penyalurannya. Mobil tangki kita kan cuma 55 unit. Kita juga ada keterbatasan lah gitu," ungkap dia.

Menurut dia, situasi kepadatan perumahan di lokasi penyaluran serta keterbatasan wadah penyimpanan air bersih dari warga juga kadang menjadi tantangan penyaluran air.

"Kadang kita cukup kesulitan ya, di kondisi rumah warga yang di gang-gang begitu, terus juga keterbatasan wadah penyimpanan air warga juga," katanya.

Tapi, pihaknya tetap mengupayakan agar  bisa menyalurkan air tangki ke wilayah-wilayah yang kekurangan.

Beberapa wilayah yang mengalami kekurangan air bersih di antaranya adalah Penjaringan, Pejagalan, Pluit, Kapuk, Kalideres, Rawa Buaya, Pegadungan, Cengkareng Barat dan Cengkareng Timur.

Baca juga: Pengadaan infrastruktur air bersih tetap jalan meski Ibu Kota pindah

Selain itu Semanan, Duri Kosambi, Wijaya Kusuma, Jelambar Baru, Kapuk Muara, Tegal Alur, Kamal, Kamal Muara dan sekitarnya.

​​Gatra menyebutkan, ketersediaan air terkini belum mencapai kondisi yang ideal dan pihaknya tetap mengupayakan penyelesaiannya. Namun terkait data pasti, ia belum mengonfirmasinya ke bagian pelayanan.

"Kalau di saya secara spesifik saya belum dapat 'update' dari teman-teman di pelayanan. Saya harus 'cross-check' dulu ke pelayanan. Tapi memang secara general sih kondisinya belum ke kondisi yang ideal," kata Gatra.

Sebelumnya, PAM Jaya menambahkan empat reservoir komunal pada 2023 guna mempermudah distribusi air bersih ke wilayah DKI Jakarta yang susah dijangkau.

Keempat reservoir komunal tersebut akan diresmikan pada Rabu (4/1) mendatang oleh Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono.

"Ya peresmiannya besok Rabu tanggal 4 Oktober (2023). Besok itu Pak Gubernur akan datang juga waktu peresmiannya," ungkap Gatra.

Baca juga: DWP PAM Jaya bantu 59 balita terindikasi stunting di Jakarta Timur

Adapun lokasi keempat reservoar komunal tersebut adalah Waduk Pluit, Jakarta Utara dengan debit lima liter per second (LPS), volume reservoir 50 meter kubik dan cakupan 282 pelanggan.

"Kemudian di Taman Sari, Jakarta Barat dengan debit 10 LOS, volume reservoir 50 meter kubik dan cakupan 233 pelanggan," imbuh Gatra.

Selanjutnya, kata dia, di Cilincing, Jakarta Utara dengan debit 150 LPS, volume reservoir 600 meter kubik dan cakupan 6.516 pelanggan.

"Lalu di Marunda, Jakarta Utara dengan debit 150 LPS, volume reservoir 560 meter kubik dan cakupan 418 pelanggan," kata Gatra.

Gatra menyebutkan reservoir komunal tersebut ditujukan untuk dapat mendistribusikan air bersih kepada warga di lokasi terjauh dari lokasi produksi.

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023