Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Riau melakukan intervensi spesifik terhadap 16.422 ibu hamil di daerah itu guna mencegah bayi lahir stunting .

"Pendekatan intervensi spesifik ini merupakan agenda prioritas pemerintah untuk mencegah stunting pada anak, karena dinilai lebih efektif sekaligus menekan jumlah bayi lahir stunting," kata Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution di sela acara Project Exposure Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Riau di Pekanbaru, Selasa.

Menurut Edy, dari sisi kesehatan yang menjadi prioritas paling tinggi untuk pencegahan stunting itu ibunya dulu, dengan memperhatikan berat badan ibu, asupan makanan bergizi dan lainnya.

Baca juga: Riau evaluasi upaya penurunan stunting di wilayah rawan pangan

Sedangkan cara kedua, katanya, memperhatikan kesehatan dan kesiapan mental calon ibu saat sebelum menikah dan saat kehamilan.

"Stunting merupakan ancaman terhadap kualitas hidup, produktivitas dan daya saing terhadap pembangunan sumber daya manusia. Karena itu, pencegahan dan penurunan stunting merupakan salah satu isu strategis dan prioritas pembangunan di tingkat nasional dan di Provinsi Riau," ujar Edy.

Edy Natar Nasution menyebutkan berdasarkan pelaporan aksi konvergensi per 31 Desember 2022, dan hasil pemutakhiran pendataan keluarga tahun 2022 tercatat ada 16.422 ibu hamil, 11.014 balita yang terindikasi stunting dan 389.030 keluarga berisiko stunting.

Baca juga: Kunjungi posyandu Kepri, Wapres soroti percepatan penurunan stunting

Baca juga: BKKBN Riau optimistis turunkan stunting menjadi 14 persen pada 2024


"Karena itu, penting bagi seluruh elemen agar bekerja sama dalam menurunkan angka stunting di Provinsi Riau, sebab penurunan stunting tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah saja, itu tugas bersama, seluruh kabupaten/kota agar merapatkan barisan dan menyusun strategi yang tepat supaya target nol stuntin' di Provinsi Riau dapat terwujud," kata Edy Natar Nasution.

Pewarta: Frislidia
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023