Banjarmasin (ANTARA) -
Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), Rabu, mengukuhkan sembilan guru besar di Aula Kampus 2 di Kota Banjarbaru.
 
"Dengan dikukuhkannya sembilan guru besar ini, jumlah guru besar di UIN Antasari Banjarmasin menjadi 25 orang," ujar Rektor UIN Antasari Banjarmasin Prof Mujiburahman saat pengukuhan sembilan guru besar tersebut.

Baca juga: KKN UIN Antasari digelar hingga ke Malaysia dan Thailand
 
Sembilan guru besar yang dikukuhkan tersebut, Prof Dr Ahmad Muradi S.Ag M.Ag sebagai guru besar bidang Ilmu Pendidikan Arab, Prof Dr H Husnul Yaqin M.Ed sebagai guru besar bidang Ilmu Pendidikan Islam, Prof Dr H Wardani M.Ag, guru besar bidang Ilmu Tafsir, Prof Dr Nazmi Akbar E.Pd M.Pd sebagai guru besar bidang Ilmu Manajemen Bimbingan dan Penyuluhan, serta Prof Dr Safruddin M.A sebagai guru besar bidang Ilmu Linguistik.
 
Selanjutnya, Prof Dr Syauqi Mubarak Seff.Lc M.A, guru besar bidang Ilmu Hukum, Prof Dr H Faisal Mubarak Seff.Lc M.A sebagai guru besar bidang Ilmu Bahasa Arab, Prof Dr H Jamaluddin H.Hum, guru besar bidang Ilmu HAM dan Prof Dr H Suriagiri M.Pd sebagai guru besar bidang Ilmu Manajemen Pendidikan.
 
Menurut Rektor, kesembilan guru besar yang dikukuhkan ini lengkap dari berbagai fakultas, mulai dari Fakultas Tarbiyah, Dakwah, Ushuluddin, Syariah, dan Ekonomi Bisnis.
 
"Demikian juga ada yang di SK-kan Kementerian Agama RI, ada yang di SK-kan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi RI," ucapnya.
 
Prof Mujiburahman menyampaikan kesembilan guru besar ini ada yang dari organisasi Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan Al-wasliyah.
 
Rektor berharap bertambahnya sembilan guru besar ini, produktivitas ilmiah dan akademi di UIN Antasari Banjarmasin makin meningkat.

Baca juga: UIN Antasari programkan KKN mahasiswa ke luar negeri

Baca juga: UIN Antasari jalin kerjasama dengan pusat penelitian Arab Saudi
 
Pada kesempatan itu,  ia menyampaikan sebuah hikmah dalam kitab Ihya Ulumuddin karangan Imam Ghazali, sebagaimana ilmu dan harta yang dimiliki manusia, jika sudah didapatkan dan dimanfaatkan untuk kebutuhan diri, ada kewajiban untuk di infaqkan kepada orang lain yang membutuhkan.
 
"Kita juga yakin dengan para profesor kita ini, yang sudah banyak mengecap ilmu akan menginfaqkan ilmunya untuk anak didik kita, untuk mahasiswa kita, serta seluruh sivitas akademi," kata Prof Mujiburahman.

Pewarta: Sukarli
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023