Penelitian yang pernah kita lakukan di Indonesia ini bisa diduplikasi, dilakukan di negara lain
Jakarta (ANTARA) - Perwakilan Indonesia Research and Development Conference Archipelagic and Island States (AIS) Alexander Muhammad Khan menuturkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) AIS akan menjadi salah satu ajang untuk memperkuat jejaring sesama peneliti dan berbagi hasil riset.

“Kadang-kadang apa yang kita pernah teliti di Indonesia itu terjadi di negara lain. Penelitian yang pernah kita lakukan di Indonesia ini bisa diduplikasi, dilakukan di negara lain. Sehingga dengan adanya AIS forum ini kita bisa membuat bagaimana networking jejaring para peneliti di negara-negara anggota AIS,” kata Peneliti Alexander Muhammad Khan dalam diskusi Road to KTT AIS Forum yang disaksikan secara daring di Jakarta, Rabu.

Peneliti Universitas Padjajaran ini menyampaikan hasil temuan para peneliti sangat memungkinkan untuk diterapkan di negara-negara lain.

Salah satunya yang dilakukannya bersama peneliti dari Institut Pertanian Bogor yang menerapkan hasil riset kepada para nelayan di Madagaskar, Afrika.

Oleh karenanya ia berharap forum AIS bisa menjadi wadah dan menjembatani para peneliti dari negara-negara anggota AIS untuk saling berbagi pengalaman hingga berbagi data yang sekiranya bisa menjawab permasalahan yang terjadi di negara-negara anggota.

Baca juga: KTT AIS Forum 2023 serukan penguatan solidaritas atasi masalah maritim

Baca juga: PHRI Bali pastikan tak ada pengalihan tamu hotel saat puncak KTT AIS


“Bagaimana network para peneliti, network hasil riset yang sudah dilakukan para anggota negara AIS itu bisa menjawab isu permasalahan di negara-negara anggotanya. Sehingga tidak perlu lagi dilakukan riset yang sama tapi bagaimana kita mengaplikasi, mereplikasi, melakukan riset yang sama yang bisa dilakukan negara anggota,” ucapnya.

Senada, Perwakilan Youth Conference AIS 2023, Engel Laisina, mengakui bahwa akan menggunakan KTT AIS Forum untuk bertukar pengetahuan.

Engel yang sering terlibat aktif dalam isu lingkungan itu mengakui bahwa metode maupun riset yang diterapkan pada daerah perkotaan dan pedesaan terutama pedesaan di pulau-pulau kecil mempunyai perbedaan. Sehingga, pada forum tersebut ia ingin berbagi kiat khusus untuk memilih metode penelitian yang tepat berdasarkan lokasi riset.

“Karena aku coba balancing climate exchange di daerah pedesaan dan perkotaan, mungkin strategi-strategi ini yang bisa aku tonjolkan, metode yang sudah aku pakai. Sehingga teman-teman dari negara lain kalau mereka tertarik dan juga aware tentang hal ini, bisa mereka pakai,” ujar dia.

Adapun Pelaksanaan KTT AIS Forum akan berlangsung di Bali pada 10-11 Oktober 2023. Forum tersebut akan menjadi media yang tepat untuk kembali menekankan pentingnya kolaborasi dan solidaritas bersama yang diperkuat pada level kepala negara/pemerintahan.

Lebih dari 25 negara partisipan AIS Forum telah mengonfirmasi kehadirannya pada rangkaian KTT AIS Forum 2023 di Bali itu.

Baca juga: Pemerintah perlu mendayagunakan delegasi Indonesia dalam KTT AIS Forum

Baca juga: Menko Marves sebut Indonesia jadi negara panutan baru


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023