Terdapat sejumlah masalah utama, yaitu pengangguran, korupsi, kemiskinan, dan stunting serta harga bahan pokok, diskriminasi, dan infrastruktur
Surabaya (ANTARA) - Survei FISIP Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) menemukan gambaran masalah-masalah yang paling krusial dan penting pada pemilih muda di Jawa Timur menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Dari hasil survei periode 1—28 September 2023, kata Ketua Tim Peneliti FISIP Unair Dr. Moh. Syaeful Bahar dalam keterangan di Surabaya, Rabu, ditemukan gambaran masalah-masalah yang paling krusial dan penting untuk segera diselesaikan dan harus dapat perhatian pemerintah.

"Menurut data survei, terdapat sejumlah masalah utama, yaitu pengangguran, korupsi, kemiskinan, dan stunting serta harga bahan pokok, diskriminasi, dan infrastruktur," kata Wadek III FISIP UINSA Surabaya itu.

Pengangguran berada di urutan pertama dengan 71,2 persen, disusul masalah korupsi 69,1 persen, kemiskinan dan stunting 56,4 persen, dan mahalnya harga bahan pokok 42,2 persen.

Selanjutnya, diskriminasi dan pelanggaran HAM 35,1 persen, infrastruktur 32,4 persen, masalah layanan pemerintahan 30,9 persen, masalah lingkungan 29 persen, dan keamanan 23,7 persen.

Temuan riset ini juga memaparkan alasan dan pertimbangan pemilih muda memilih calon presiden meliputi visi dan misi serta program kerja 49,5 persen, dekat dengan rakyat 23,2 persen, rekam jejak 12,6 persen, latar belakang partai 5,1 persen, agama 4,8 persen, kesamaan latar belakang ormas 2,8 persen, penampilan 0,7 persen, lainnya 0,4 persen, dan tidak menjawab 1 persen.

Survei juga mengukur media habbit pemilih muda yang paling sering untuk mengakses informasi politik. Instagram, Facebook dan WhatsApp dianggap menjadi tiga media sosial yang paling mudah menarik perhatian pemilih muda dalam mengakses informasi politik dan kampanye.

Instagram 35,5 persen, Facebook 26,7 persen, WhatsApp 12,2 persen, Twitter 6,3 persen, dan media sosial lainnya 9,3 persen.

Dalam survei ini, kata dia, sampel yang dipilih adalah responden berusia 17—42 tahun yang terdiri atas kelompok milineal dan generasi Z dengan jumlah sampel 840 responden yang tersebar di 38 kabupaten dan kota se-Provinsi Jawa Timur.

Responden ditentukan dengan metode multi stage random sampling dan teknik pengambilan data wawancara tatap muka. Sementara itu, batas kesalahan (margin of error) kurang lebih 3,5 persen.

Baca juga: Khofifah urutan teratas bacapres Ganjar versi survei FISIP UINSA
Baca juga: Doktor baru UINSA temukan ideologi politik pengaruhi tafsir Al Quran


Pewarta: Willi Irawan
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023