Kondisi lansia itu memiliki beberapa permasalahan dan tantangan, karena akan terjadi penurunan secara fisik, kognitif, dan psikologis
Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) perwakilan Provinsi Jawa Tengah mengoptimalkan program Bina Keluarga Lanjut usia (BKL) untuk mewujudkan kaum lansia yang tangguh dan sejahtera di masa tuanya.

Hal tersebut disampaikan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Eka Sulistia Ediningsih dalam evaluasi pelaksanaan sekolah lansia dan sosialisasi tujuh dimensi lansia tangguh di Semarang, Jawa Tengah.

”Diharapkan dengan adanya evaluasi pelaksanaan sekolah lansia, kita semua dapat mewujudkan lansia yang 'Smart', yakni Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan Bermatabat, yang berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan negara,” kata Eka dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.

Baca juga: BKKBN: Sekolah lansia bentuk persiapan RI hadapi penuaan penduduk

Menurutnya, peringatan hari lanjut usia internasional yang jatuh setiap 1 Oktober merupakan momentum yang tepat untuk menyapa dan menyiapkan lansia-lansia tangguh yang sehat, mandiri dan sejahtera.

"Kondisi lansia itu memiliki beberapa permasalahan dan tantangan, karena akan terjadi penurunan secara fisik, kognitif, dan psikologis," ucap dia.

Ia menyebutkan, pada pasal 48 Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga telah tertera bahwa perlu dilakukan pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang diarahkan pada aspek tahapan peningkatan kualitas lansia, agar tetap produktif dan berdaya guna bagi keluarga dan masyarakat.

“Adanya sekolah lansia ini diharapkan dapat disambut baik dan mendapat dukungan dari pemerintah, pemerintah daerah, lembaga terkait, swasta, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh adat setempat,” ujar dia.

Saat ini, lanjut dia, capaian target proyek Prioritas Nasional (pro PN) kelompok BKL yang melaksanakan tujuh dimensi lansia tangguh dan pendampingan perawatan jangka panjang per September 2023 di Jawa Tengah sebanyak 1053 kelompok (85.96 persen), sedangkan jumlah BKL yang mendapatkan pro PN sebanyak 1.225 kelompok.

Baca juga: BKKBN dirikan sekolah lansia dorong lansia lebih produktif di Ternate

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yuni Rahayuningtyas mewakili Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menyampaikan bahwa per 10 tahun terakhir terjadi peningkatan proporsi lansia, yakni 10,48 persen dari jumlah penduduk Indonesia, dan terproyeksi akan menyentuh 19,90 persen pada tahun 2045.

“Untuk mengawal lansia perlu kerja sama dan sinergi yang baik antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, media, dan masyarakat,” ucap Yuni.

Menurutnya, peran kelima unsur pentahelix tersebut berbeda-beda tetapi tetap untuk mencapai tujuan yang sama.

"Pemerintah berperan menyediakan regulasi, pedoman, dan mengadakan kegiatan prioritas, akademisi berperan melaksanakan Tri Dharma PerguruanTinggi di bidang kesehatan lansia, dunia usaha berperan dengan program tanggung jawab sosial yang mendukung kesehatan lanjut usia," katanya.

Sedangkan media, imbuhnya, memiliki peran untuk mengedukasi kesehatan lansia, penyebarluasan informasi yang tepat, dan menginformasikan kesehatan lansia.

"Juga peran masyarakat yang tak kalah penting dengan adanya pemberdayaan lansia dan masyarakat untuk mendukung kesehatan lansia," tuturnya.

Baca juga: BKKBN telah mendirikan sekolah lansia pertama di Papua

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023