Jakarta (ANTARA) -
Dokter spesialis kulit dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Arini Astasari Widodo, MS, SpKK membagikan kiat melindungi kesehatan kulit di tengah cuaca panas terik yang sedang melanda sejumlah daerah di Indonesia.
 
"Pertama, menggunakan pelembap. Penggunaan pelembap di iklim panas penting untuk menjaga kesehatan kulit. Pada cuaca panas, kulit menjadi lebih rentan mengalami dehidrasi akibat faktor-faktor, seperti paparan sinar matahari dan keringat berlebihan," kata Arini saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
 
Ia menyampaikan pula pelembap berperan dalam mengurangi risiko iritasi dan mencegah dehidrasi pada kulit dengan mengunci kelembaban. Oleh karena itu, Arini mengingatkan masyarakat untuk menggunakan pelembap yang sesuai dengan kebutuhan dan jenis kulit.
 
Kedua, penggunaan tabir surya juga bernilai penting dalam melindungi kesehatan kulit di tengah cuaca panas terik. Menurut Arini, tabir surya berperan penting dalam melindungi kulit dari dua jenis radiasi matahari, yaitu UVA dan UVB.
 
Ia menyampaikan, untuk melindungi kulit dari sinar UVA, diperlukan pemakaian tabir surya dengan spektrum luas yang mengandung filter khusus, seperti avobenzone, seng oksida, atau titanium dioksida. Kandung tersebut dapat mengurangi kemampuan sinar UVA dalam merusak kolagen dan elastin serta mencegah penuaan dini, seperti kerutan, garis halus, dan bintik-bintik penuaan.

Baca juga: Lima tips jaga kesehatan kulit menurut pakar
 
Sementara itu, kulit dapat dilindungi dari bahaya sinar UVB lewat pemakaian tabir surya dengan sun protection factor (SPF). Pemakaian tabir surya tersebut efektif membantu mencegah luka bakar matahari dan mengurangi risiko kanker kulit akibat sinar UVB.
 
Ketiga, diperlukan pula perawatan kulit pasca-berjemur. Arini mengatakan perawatan pasca-berjemur dapat mengurangi efek samping paparan sinar matahari terhadap kulit.
 
"Perawatan kulit pascaberjemur bisa melalui penggunaan produk-produk yang mendinginkan dan menenangkan kulit, seperti gel aloe vera atau losion pasca-terpapar matahari yang membantu mengurangi kemerahan, peradangan, dan ketidaknyamanan," jelas dia.
 
Terakhir, kesehatan kulit di tengah cuaca panas terik dapat dilindungi dengan penggunaan perlindungan fisik seperti payung, baju lengan panjang dan menyerap keringat.
 
Arini menyampaikan langkah-langkah perlindungan terhadap kesehatan kulit itu perlu diterapkan karena cuaca panas terik dapat berdampak signifikan pada kualitas kulit. Di antaranya, dapat membuat kulit kering dan bersisik. Bahkan, cuaca panas dapat memengaruhi penyakit kulit atau menyebabkan eksaserbasi atau kambuhnya penyakit kulit yang sudah ada.
 
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menyampaikan bahwa berdasarkan hasil pemantauan di sejumlah daerah di Indonesia, diketahui suhu maksimum harian berkisar 35 sampai 36,7 derajat Celsius dari 2 sampai 3 Oktober 2023 pagi.
 
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eddy Hermawan menyampaikan suhu udara yang menyengat itu dipengaruhi oleh fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang diprakirakan mencapai puncak pada Oktober 2023.
 
Fenomena El Nino adalah pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normalnya di Samudra Pasifik bagian tengah. Sementara itu, Indian Ocean Dipole (IOD) merupakan perbedaan suhu permukaan laut di Laut Arab (Samudra Hindia bagian barat) dan Samudra Hindia bagian timur di selatan Indonesia.
 
Pada pertengahan Oktober 2023, suhu udara maksimum diprakirakan mencapai 43 derajat Celsius di Kota Surabaya, 40 derajat Celsius di Kota Semarang, dan 37 derajat Celsius di Jakarta.

Baca juga: Tips pertahankan kesehatan kulit di musim hujan

Baca juga: Cara merawat kesehatan kulit a la Rizki Febriyanti

Baca juga: Dokter ingatkan bahaya kualitas udara buruk bagi kesehatan kulit

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023