Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat dan Myanmar pada Selasa menandatangani perjanjian kerangka kerja perdagangan dan investasi, Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) mengumumkan dalam sebuah pernyataan.

Penandatanganan perjanjian tersebut, sepert diberitakan Xihhua, dilakukan sehari setelah Presiden AS Barack Obama bertemu dengan Presiden Myanmar Thein Sein di Gedung Putih. Sein adalah presiden pertama dari Myanmar yang mengunjungi Gedung Putih dalam 47 tahun terakhir.

Perjanjian perdagangan yang ditandatangani oleh Pejabat Perwakilan Dagang AS Demetrios Marantis dan Wakil Menteri Perdagangan Myanmar Pwint San itu, akan menciptakan sebuah platform untuk dialog yang berkelanjutan dan kerja sama mengenai isu-isu perdagangan dan investasi antara kedua pemerintah, kata kantor USTR.

"Amerika Serikat mendukung reformasi yang meletakkan dasar untuk masa depan yang damai dan sejahtera," ujar Pjs Perwakilan Dagang AS Demetrios Marantis.

"Reformasi ekonomi dan perdagangan yang saling mendukung. Lembaga-lembaga, transparansi, dan aturan hukum yang lebih kuat menciptakan fondasi lebih kuat untuk transaksi komersial, perdagangan dan investasi," katanya.

Gedung Putih juga berharap perjanjian perdagangan ini akan meningkatkan dukungannya terhadap reformasi dan kerja sama dengan Myanmar.

Hubungan bilateral antara Amerika Serikat dan Myanmar menjadi tegang pada 1980-an dan tidak membaik sampai Maret 2011, ketika pemerintahan sipil dibentuk di negara Asia Tenggara itu, dengan Thein Sein menjabat sebagai Presiden Myanmar.

Pemerintahan Obama memulihkan hubungan diplomatik dengan Myanmar pada Maret 2011 dan mengakhiri sanksinya atas investasi.

Data statistik resmi AS menunjukkan perdagangan bilateral antara kedua negara mencapai 90 juta dolar dalam tiga bulan pertama tahun ini.

(A026)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013