Surabaya (ANTARA) - Warga enam desa di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, yang terkena dampak kebakaran Gunung Bromo beberapa waktu lalu membutuh bantuan perbaikan saluran air bersih.

"Kami butuh perbaikan saluran air yang bisa menambah volume distribusi air ke permukiman dengan maksimal," kata salah seorang warga Desa Ngadas Anshori dalam keterangannya di Surabaya, Sabtu.

Kebakaran berhari-hari di kawasan Gunung Bromo beberapa waktu lalu telah membuat setidaknya enam desa yang ada di Kecamatan Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur mengalami krisis air bersih.

Enam desa di Kecamatan Sukapura yang mengalami krisis air imbas kebakaran Bromo adalah Ngadas, Jetak, Wonokerto, Sapikerep, Ngadisari, dan Ngadirejo.

Ansori mengatakan, fenomena kebakaran hutan yang sering terjadi hampir tiap tahun juga menambah daftar panjang permasalahan rusaknya saluran air yang menghubungkan dari tandon air ke rumah-rumah di desanya. Menurutnya, tahun ini, kebakaran hutan di kawasan Bromo adalah terparah.

"Di awal September lalu, kebakaran bukit Teletubbies Bromo yang terbakar itu ternyata mempengaruhi distribusi air ke warga. Pipa air yang seharusnya bisa mengalirkan air dari tandon atau mata air ke warga, terbakar. Sehingga, hal itu membuat jalur jaringan saluran penyalur air dari sumber ke tandon rusak," kata Anshori.

Kebakaran savana di Bromo berlangsung hampir seminggu. Sejak 6 September lalu api muncul di bukit teletubbies Gunung Bromo. Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui BPBD Jawa Timur dan perangkat daerah setempat berupaya memadamkan api di savana Gunung Bromo. Berbagai cara dilakukan mulai dari pemadaman via darat hingga udara dengan water bombing.

Selain itu, penyebab masyarakat dari enam desa tersebut mengalami kesulitan air karena jarak sumber air dan tandon ke pemukiman warga yang cukup jauh yakni lebih kurang 1-3 kilometer.

Selain itu, debit air berkurang ketika musim kemarau, sehingga perlu adanya peremajaan jaringan air yang menghubungkan ke warga. Ada sekitar 423 jiwa dari 6 desa yang terdampak.

"Jaringan air terbatas hanya dari sumber air ke desa. Sementara, masyarakat butuh air setiap harinya," kata dia.

Baca juga: BB TNBTS catat kerugian akibat kebakaran Bromo capai Rp8,3 miliar

Menyikapi kondisi tersebut, PT. Persada Utama Globalindo selaku perusahaan yang bergerak di bidang Bathroom Fitting & Plumbing Hardware (UNNU) ikut membantu meringankan beban masyarakat dari enam desa itu dengan memberikan peralatan penunjang instalasi supaya air dari mata air dan tandon terdistribusi ke masyarakat.

"Kami berikan pipa Trilliun serta lengkap dengan instalasinya dari UNNU," kata Presiden Direktur PT Matahari Putra Makmur, Jeffry Prijadi.

Jefri menyampaikan, pipa yang menyalurkan air dari tandon ke rumah warga mayoritas dalam kondisi buruk atau rusak. Kemudian, lanjutnya, jarak instalasi pipa yang sudah terpasang sebelumnya kurang memadai.

Selain memberikan peralatan instalasi air, UNNU juga memberikan bingkisan berupa Sembako bagi warga di enam desa yang terdampak bencana kebakaran Gunung Bromo tersebut.

Permasalahan kekeringan air di enam desa tersebut harus segera diatasi. BMKG Tanjung Perak Surabaya memprediksi bulan ini ada kecenderungan peningkatan suhu akibat posisi matahari yang memasuki garis astronomis wilayah Jawa Timur.


Baca juga: Polda Jatim limpahkan berkas kasus karhutla Bromo ke Kejaksaan
Baca juga: KLHK segera merehabilitasi ekosistem yang rusak di Gunung Bromo

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023