Jakarta (ANTARA) -
Para peneliti memperingatkan bahwa mereka yang menderita kanker pada masa kanak-kanak kemungkinan besar akan menghadapi tantangan kesehatan fisik dan mental saat dewasa.
 
Dilaporkan lama Gulf News, Minggu (8/10), penelitian ini mendokumentasikan berbagai kekhawatiran bagi para penyintas kanker muda, mulai dari masalah hormon hingga tantangan kesehatan reproduksi, masalah otot dan tulang, gangguan kognitif, dan masih banyak lagi. Peneliti meninjau 73 studi, termasuk 39 studi kohort, yang dipublikasikan di jurnal JAMA.
 
Di antara para penyintas kanker masa kanak-kanak yang kemudian mengalami masalah kesehatan, tulis para peneliti, sekitar sepertiganya akan mengalami masalah kesehatan kronis yang parah atau berpotensi mengancam nyawa, yang paling umum adalah kelainan endokrin, neoplasma (pertumbuhan abnormal) dan penyakit kardiovaskular.

Baca juga: WHO: 350.000 anak terdiagnosa kanker setiap tahun
 
Banyak kanker baru muncul di tempat yang telah menjalani radiasi selama pengobatan, dengan bidang radiasi di dada, otak, leher, dan perut atau panggul mempunyai risiko lebih tinggi. Pasien yang pernah mendapatkan radiasi dosis tinggi berisiko mengalami berbagai hal mulai dari kanker payudara hingga tumor sistem saraf pusat dan karsinoma sel basal.
 
"Anak dengan diagnosis mengidap tumor otak, diobati dengan iradiasi tengkorak atau yang menjalani transplantasi sel induk hematopoietik alogenik yaitu pengobatan yang memberikan sel induk dari donor yang sehat ke penerima yang sakit, berada pada risiko tertinggi," tulis para peneliti.
 
Kesehatan mental juga menjadi perhatian para peneliti, dengan tingkat depresi berkisar antara 2,3 hingga 40,8 persen dibandingkan dengan rata-rata nasional di Amerika Serikat sebesar 9,6 persen.
 
Risiko bunuh diri juga lebih tinggi terjadi pada mereka yang pernah menderita kanker saat masih anak-anak, dengan risiko tertinggi pada orang berusia 28 tahun ke atas. Dibandingkan dengan populasi umum, orang dewasa yang selamat dari kanker pada masa kanak-kanak memiliki risiko kematian akibat bunuh diri 1,4 kali lebih tinggi dibandingkan orang dewasa yang tidak pernah sakit saat masih anak-anak.
 
Para peneliti merekomendasikan agar para penyintas menerima perawatan seumur hidup yang berfokus pada promosi kesehatan dan deteksi dini potensi komplikasi dari pengobatan kanker mereka.

Baca juga: Lingkungan yang baik penting untuk dukung pengobatan kanker anak

Baca juga: Tanda-tanda kanker pada anak yang harus diwaspadai

Baca juga: Ahli sebut leukemia dominasi sepertiga kasus kanker pada anak

Penerjemah: Fitra Ashari
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023