Washington (ANTARA) - Amerika Serikat (AS) akan mengirimkan beberapa kapal dan pesawat militer lebih dekat ke Israel sebagai bentuk dukungan, kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin.

Washington meyakini bahwa serangan mematikan Hamas kemungkinan dimotivasi untuk mengganggu potensi normalisasi hubungan Israel-Arab Saudi.

Pejuang Hamas mengamuk di kota-kota Israel ketika negara itu mengalami hari paling berdarah dalam beberapa dekade pada Sabtu (7/10). Israel menyerang warga Palestina dengan serangan udara di Gaza pada Minggu (8/10), dan ratusan orang dilaporkan tewas di kedua pihak.

Meningkatnya kekerasan tersebut dinilai mengancam akan memicu perang besar baru di Timur Tengah.

Setidaknya tiga warga AS termasuk di antara mereka yang tewas, CNN melaporkan pada Minggu, dengan mengutip memo AS.

Austin dalam sebuah pernyataan mengatakan telah memerintahkan pemindahan Kapal Induk USS Gerald R. Ford ke Mediterania Timur yang lebih dekat ke Israel. Pasukan tersebut mencakup kapal induk, sebuah kapal penjelajah berpeluru kendali, dan empat kapal perusak berpeluru kendali.

Austin juga mengatakan Amerika Serikat juga telah mengambil langkah-langkah untuk menambah skuadron pesawat tempur F-35, F-15, F-16, dan A-10 Angkatan Udara AS di wilayah tersebut. Dia mengatakan Amerika Serikat juga akan memberikan amunisi kepada Israel.

Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Minggu bahwa bantuan tambahan untuk Pasukan Pertahanan Israel sedang dikirim ke Israel dan lebih banyak lagi akan menyusul dalam beberapa hari mendatang, kata Gedung Putih setelah pembicaraan mereka.

Wakil Presiden AS Kamala Harris juga melakukan panggilan telepon dengan Presiden Israel Isaac Herzog.

Pentagon dalam pernyataan berikutnya mengatakan Austin berbicara dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant untuk memberikan informasi terbaru mengenai tanggapan AS dan "untuk menyatakan dukungan bagi rakyat Israel dan untuk menerima informasi terkini mengenai operasi Israel untuk memulihkan keamanan dan keselamatan dari Hamas sebagai serangan teroris."

"Menhan menegaskan kembali dukungan teguh Amerika Serikat terhadap hak Israel untuk mempertahankan diri," kata pernyataan itu.

Austin juga menggarisbawahi bahwa langkah-langkah AS "diambil untuk memperkuat postur militer AS di kawasan guna meningkatkan upaya pencegahan regional."

Puluhan pengunjuk rasa pro-Palestina berkumpul di Times Square di New York City dan dekat Gedung Putih di Washington pada Minggu, guna menyatakan penolakan mereka terhadap dukungan AS untuk Israel.

Beberapa pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan "Hentikan bantuan AS" dan "perlawanan bukanlah terorisme."

Gubernur New York Kathy Hochul pada Sabtu mengecam rencana demonstrasi semacam itu, dan mengatakan bahwa hal tersebut "menjijikkan secara moral."

Serangan Hamas yang dilancarkan saat Sabtu fajar merupakan serangan terbesar dan paling mematikan ke Israel sejak Mesir dan Suriah melancarkan serangan mendadak dalam upaya merebut kembali wilayah yang hilang dalam perang Yom Kippur 50 tahun lalu.

"Tidak mengherankan jika motivasinya mungkin untuk mengganggu upaya menyatukan Arab Saudi dan Israel, serta negara-negara lain yang mungkin tertarik untuk menormalisasi hubungan dengan Israel," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kepada CNN pada Minggu.

Hamas pada Sabtu mengatakan serangan itu didorong oleh apa yang disebutnya peningkatan serangan Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem serta terhadap warga Palestina di penjara-penjara Israel.

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh menyoroti ancaman terhadap Masjid Al Aqsa Yerusalem, kelanjutan blokade Israel terhadap Gaza dan normalisasi Israel dengan negara-negara di kawasan.

Netanyahu bulan lalu mengatakan dia yakin negaranya berada di titik puncak perdamaian dengan Arab Saudi, dan memperkirakan bahwa langkah tersebut dapat membentuk kembali Timur Tengah.

Arab Saudi, di mana terletak dua tempat suci umat Islam, telah lama menegaskan hak warga Palestina untuk menjadi negara sebagai syarat untuk mengakui Israel – sesuatu yang telah lama ditentang oleh banyak anggota koalisi keagamaan nasionalis pimpinan Netanyahu.

Amerika Serikat pada Minggu mengatakan bahwa upaya normalisasi Saudi-Israel harus terus berlanjut meskipun ada serangan terbaru.

"Kami pikir kedua negara akan berkepentingan untuk terus mengupayakan kemungkinan ini," kata Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS Jon Finer kepada Fox News, Minggu.

Sumber: Reuters
Baca juga: Israel tolak label terorisme dari AS untuk pembunuhan warga Palestina
Baca juga: Israel: Tak ada konsesi bagi Palestina untuk hubungan dengan Saudi
Baca juga: Menlu AS tiba di Israel, berupaya dukung gencatan senjata di Gaza

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023