Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Forum Negara Pulau dan Kepulauan (AIS Forum) berkomitmen mewujudkan berbagai terobosan dan solusi cerdas yang inovatif bagi masa depan laut berkelanjutan.

Sejak pembentukannya pada 2018 melalui Manado Joint Declaration yang disepakati dalam pertemuan tingkat menteri yang dihadiri 21 negara—dan kini berkembang menjadi total 51 negara peserta—AIS Forum telah menciptakan kemitraan internasional untuk mengembangkan solusi inovatif.

“Inisiatif ini mengubah tantangan besar menjadi peluang untuk inovasi dan pemikiran kreatif. Misalnya, aplikasi Konversi Karbon Padang Lamun (Seagrass Carbon Converter/SCC) yang merupakan aplikasi berbasis web untuk menghitung cadangan dan penyerapan karbon di padang lamun,” kata Tim Komunikasi dan Media KTT AIS Forum 2023 dalam keterangan tertulisnya.

Aplikasi yang dikembangkan Sekretariat AIS Forum bersama Pusat Penelitian Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu dapat memperkirakan cadangan karbon dan penyerapan padang lamun di kawasan pesisir dari negara-negara anggota AIS Forum.

Seperti diketahui, lamun merupakan tanaman hijau yang tumbuh di dasar laut dangkal antara 0-10 meter dan menjadi penyerap karbon terbaik serta menjadi pengendali perubahan iklim. Dalam tiap satu hektare padang lamun, karbon yang mampu diserap mencapai 6,59 ton per tahun.

SCC bekerja dengan mengubah biomassa, kepadatan, dan persentase tutupan padang lamun menjadi stok dan penyerapan karbon. Aplikasi itu dapat membantu semua pihak terutama negara-negara pulau dan kepulauan untuk memahami potensi keseimbangan karbon biru dari ekosistem padang lamun.

Selain itu, AIS Forum dan BRIN juga mengembangkan aplikasi mobile Inventaris Karbon untuk Ekosistem Padang Lamun (Carbon Inventory For Seagrass Ecosystem/CISE), yang dirancang untuk membantu para pemangku kepentingan terkait dalam melaporkan potensi keseimbangan karbon biru dari ekosistem padang lamun.

Aplikasi tersebut juga memantau tingkat karbon yang dihasilkan dari padang lamun di suatu kawasan.

Pada 2021, aplikasi CISE berbasis Android dan IOS itu telah dikembangkan untuk melakukan perhitungan material substansial.

Berikutnya, dikembangkan pula aplikasi Indeks Kesehatan Mangrove (Mangrove Health Index/MHI) untuk mengukur kesehatan dari ekosistem mangrove.

Seperti yang diketahui, mangrove dapat membantu menstabilkan garis pesisir pantai dan mengurangi dampak arus atau ombak besar laut bahkan tsunami dengan melambatkan aliran air dan menahan sedimen.

Dengan MHI, negara-negara kepulauan dibantu untuk meminimalisasi dampak kenaikan permukaan laut.

Selanjutnya, AIS Forum bersama Badan SAR Nasional (Basarnas) berkolaborasi mengembangkan program pelatihan Perencanaan Pencarian dan Penyelamatan Maritim dan Penerbangan (Maritime and Aviation Search and Rescue Planning).

Program ini bertujuan memberikan pengetahuan teknis dan keterampilan untuk merencanakan operasi pencarian dan penyelamatan dalam kasus kecelakaan, bencana, dan kondisi yang membahayakan nyawa manusia.

Dalam pelatihan ini juga dipelajari cara menentukan lokasi yang diduga sebagai tempat musibah, area pencarian, penempatan personel dan peralatan dari Basarnas, atau, pencarian dan penyelamatan potensial yang diperlukan, serta fasilitas dan infrastruktur pendukung di darat, laut, dan udara, serta membangun koordinasi lintas sektor dengan potensi pencarian dan penyelamatan, hingga pelaporan akhir yang direncanakan dengan baik.

“Solusi-solusi inovatif tersebut berguna untuk diterapkan pada negara-negara pulau dan kepulauan,” kata Tim Komunikasi dan Media KTT AIS Forum.

Indonesia menjadi tuan rumah KTT AIS Forum yang akan diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, pada 10-11 Oktober 2023.

Di bawah tema“Membina Kolaborasi, Memajukan Inovasi untuk Laut dan Masa Depan Bersama”, pelaksanaan KTT pertama AIS Forum diharapkan bisa memperkuat peran AIS Forum sebagai pusat solusi cerdas dan inovatif, serta sebagai wadah gotong royong dalam mendorong agenda masa depan yakni tata kelola laut global.

KTT yang rencananya akan dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo itu dihadiri oleh 29 negara peserta dan empat organisasi internasional.

Pertemuan puncak itu ditargetkan menghasilkan Deklarasi Bersama para Pemimpin AIS Forum yang bertujuan membawa forum tersebut sebagai organisasi internasional berbasis traktat atau piagam, serta menghasilkan program-program kerja sama konkret.

Baca juga: 21 delegasi AIS Forum tiba di Bali
Baca juga: RSUD Bali Mandara terjunkan tim ICU mini terkait KTT AIS Forum
Baca juga: Sebanyak 29 negara hadiri KTT AIS Forum di Bali


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2023