Jangan sampai terkesan membeda-bedakan dalam masyarakat
Jakarta (ANTARA) - Pengamat transportasi dan peneliti senior dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Revy Petragradia menilai kebijakan angkutan umum tidak perlu membedakan pengguna karena memberikan layanan angkutan umum adalah kewajiban pemerintah.

"Yang namanya kebijakan angkutan umum itu tidak perlu membedakan pengguna karena merupakan kewajiban pemerintah memberikan layanan angkutan umum," kata Revy di Jakarta, Senin.

Pernyataan Revy tersebut menanggapi PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) yang berencana mengubah tarif perjalanan yang besarannya disesuaikan dengan status ekonomi dan KTP domisili dengan memberlakukan sistem tiket berbasis profil atau Account Based Ticketing (ABT).

Menurutnya, kreativitas Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di bidang transportasi harus didorong untuk menghasilkan pendapatan di luar tarif.

"Hal yang harus didorong adalah kreativitas BUMD-BUMD pengelola untuk menggali potensi pendapatan di luar tarif (non farebox) agar pendapatan mereka lebih cost recovery secara bisnis," jelasnya.

Terkait penentuan tarif TransJakarta yang berhubungan dengan ABT, ia juga menilai perlu adanya pengkajian Ability To Pay/Willingness to Pay (ATP/WTP) kembali untuk menentukan nilai besarannya.

"Menurut saya, perlu dilakukan kajian ATP/WTP kembali untuk menentukan tarif wajar dan diformulasikan besaran subsidi berapa yang harus dikeluarkan dan disesuaikan dengan kemampuan fiskal Jakarta juga," kata Revy.

Dengan mengkaji kembali, menurutnya akan lebih praktis dan tidak terkesan membeda-bedakan dalam hal layanan publik.

"Ekonomi Jakarta bisa berjalan karena pekerjanya banyak yang tinggal di luar Jakarta. Jangan sampai terkesan membeda-bedakan dalam masyarakat," tegasnya.

Sebelumnya, Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengungkapkan penerapan sistem tiket berbasis akun (Account Based Ticketing/ABT) untuk mencegah dan meminimalkan potensi penumpang kehilangan saldo.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo menyebut sistem tersebut bertujuan untuk mengintegrasikan data di aplikasi Jaklingko dengan kartu tiket transportasi.

Ia berharap ABT ini mampu mendapat biodata maupun mengetahuinya jejak perjalanan seluruh pengguna angkutan umum dari transportasi massal seperti MRT, LRT Jakarta, dan TransJakarta.

Baca juga: Mengintegrasikan transportasi umum di Jakarta Raya

Baca juga: TransJakarta buka layanan rute Depok-BKN melalui Cibubur

Baca juga: TransJakarta alihkan rute Blok M-Kota karena ada demo di Patung Kuda

Pewarta: Nadia Putri Rahmani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023