Pabrik Indarung I sangat luar biasa untuk dimanfaatkan, terutama sebagai museum situs ataupun museum industri
Padang (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menilai Pabrik Indarung I yang sedang diupayakan menjadi warisan dunia ke UNESCO berpotensi menjadi museum situs.

"Pabrik Indarung I sangat luar biasa untuk dimanfaatkan, terutama sebagai museum situs ataupun museum industri," kata Pamong Budaya Ahli Utama Bidang Pemusiuman Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Siswanto di Padang, Sumatera Barat, Selasa.

Apabila hal itu terlaksana, kata dia, maka pengelola harus bisa memaksimalkannya, terutama sebagai pusat literasi atau edukasi ilmu pengetahuan bagi masyarakat dan generasi muda.

"Indarung I merupakan pabrik semen pertama di Asia Tenggara dan sangat potensial dikembangkan sebagai museum industri atau museum situs," ujar Siswanto.

Ia menyampaikan tujuan kunjungan ke Pabrik Indarung I untuk merancang rencana induk kelestarian cagar budaya nasional. Setelah itu Kemendikbudristek akan mencarikan mekanisme pengelolaan cagar budaya nasional Pabrik Indarung I.

Baca juga: Mahasiswa arsitek UBH kuliah di pabrik semen tertua Asia Tenggara

"Kemarin kami sudah menghimpun bagaimana pengelolaannya, mulai dari regulasi, tata kelola, masyarakat, dan pemerintah daerahnya, termasuk Semen Padang," kata Siswanto.

Hal tersebut, lanjutnya, agar pelestarian cagar budaya nasional, seperti Pabrik Indarung I, memerhatikan rekomendasi-rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACBN). Namun yang terpenting adalah kelestarian dari cagar budaya itu sendiri.

Sementara itu Kepala Unit Humas dan Kesekretariatan PT Semen Padang Nur Anita Rahmawati menyampaikan Pabrik Indarung I telah ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya nasional pada Februari 2023.

Dalam kawasan cagar budaya nasional itu juga terdapat PLTA Rasak Bungo yang didirikan pada zaman Pemerintahan Hindia Belanda tahun 1908. Awalnya pabrik semen tersebut bernama NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij (NIPCM).

Anita menjelaskan sejarah pabrik semen tertua di Asia Tenggara itu dimulai pada 1906 saat seorang perwira Belanda berkebangsaan Jerman bernama Carl Christophus Lau, mengajukan permohonan kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan pabrik semen.

"Begitu dibangun pada 18 Maret 1910, Pabrik Indarung I mulai beroperasi tahun 1913 dengan kapasitas produksi sebesar 22,9 ribu ton semen per tahun," jelasnya.

Baca juga: Indarung I diproyeksikan jadi destinasi wisata sejarah dan budaya
Baca juga: Pemprov tetapkan Pabrik Indarung I Semen Padang jadi cagar budaya

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023