Jerusalem (ANTARA News) - Ketika Roman Polanski menyadur Oliver Twist untuk layar lebar, ia terkenang masa kanak-kanaknya pada Perang Dunia II, sutradara itu menyatakan dalam jumpa pers, Minggu. "Saya dapat mempertalikan situasi tersebut. Anda tahu perjalanan jauh Oliver ke London? Saya mengalami hal yang sama pada seumurannya," kata Polanski di Jerusalem, seperti dilansir Reuters. "Oliver Twists" yang diproduksi pada 2005 ditayangkan pada festival film di kota itu, tampat ia juga akan menerima penghargaan pengabdian seumur hidup. Film itu tak memperoleh sukses komersial, namun mendapat perhatian yang besar di Israel, tempat banyak orang selamat dari kamp penyiksaan Nazi masih hidup. Oliver Twist, kisah tentang seorang anak yatim yang tinggal di jalan-jalan London pada abad 19, merupakan salah satu novel populer Charles Dickens. Novel tersebut sebelumnya telah beberapa kali diangkat ke layar lebar. Putra seorang Yahudi Polandia dan imigran Rusia, Polanski dilahirkan di Paris dan pindah ke Polandia pada usia muda sebelum berkobarnya perang. Ketika Jerman menyerbu, keluarganya berantakan. Ibunya meninggal dunia di kamp konsentrasi Nazi. Ia menceritakan perjuangannya dari kampung Yahudi di Krakow, tempat ia berjalan kaki berkilo-kilo meter dengan sepatu sobek dan kaki berdarah, suatu penderitaan yang tercermin dalam film itu ketika Oliver berjalan ke London. (*)

Copyright © ANTARA 2006