Sulteng memiliki jejak peradaban prasejarah berusia ribuan tahun yang berpusat di Kabupaten Poso dan Kabupaten SigiPoso, Sulteng (ANTARA) -
Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura mencanangkan Sulteng sebagai Negeri Seribu Megalit dalam upaya Pemerintah Daerah (Pemda) setempat menjaga kelestarian peninggalan benda-benda prasejarah.
"Benda-benda peninggalan prasejarah dari peradaban manusia harus dijaga kelestariannya," kata Rusdy dalam pencanangan Sulteng sebagai Negeri Seribu Megalit di Bada Poso, Kabupaten Poso, Selasa.
Di kesempatan itu, gubernur mengapresiasi tokoh Pemerintah Desa setempat serta masyarakat adat yang konsisten menjadikan situs cagar budaya ini sebagai upaya pelestarian nilai-nilai budaya daerah secara turun temurun hingga tetap lestari sampai sekarang ini.
"Sulteng memiliki jejak peradaban prasejarah berusia ribuan tahun yang berpusat di Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi," ucap Rusdy.
Dari situs-situ yang ada, katanya, seperti Patung Palindo, Arca Menhir, kuburan batu dan sejumlah benda terbuat dari batu banyak ditemukan arkeolog di dua kabupaten itu. Ini menandakan peradaban masa lampau sudah maju di masanya.
Setelah pencanangan, Pemprov Sulteng membangun infrastruktur jalan ke lokasi-lokasi cagar budaya yang ada di Poso dan Sigi, termasuk sarana dan prasarana kepariwisataan untuk menopang pengembangan cagar budaya sebagai destinasi wisata.
"Pemerintah pusat juga mendukung langkah Pemprov Sulteng dalam pengembangan sektor pariwisata, sebagaimana di sampaikan Wakil Presiden saat berkunjung di daerah ini pada pekan lalu, melalui program Sulteng Negeri Seribu Megalit dapat membantu meningkatkan target 2 juta kunjungan pada 2023," katanya.
Pencanangan Negeri Seribu Megalit bertepatan dengan Festival Danau Poso yang berlangsung di Tentena.
Baca juga: Gubernur: Negeri Seribu Megalit jadi ikon baru Sulteng
Baca juga: Wapres canangkan Sulawesi Tengah negeri seribu megalit
Baca juga: BBTNLL: Negeri seribu megalit jadi daya tarik kemajuan wisata Sulteng
Baca juga: Pemprov Sulteng mulai persiapkan infastruktur menuju kawasan megalit
Pewarta: Mohamad Ridwan
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023