Jakarta (ANTARA) - Festival Indonesia (FI) yang berlangsung 6-8 Oktober mengadakan Forum Bisnis di State Library Victoria, Melbourne membahas kerja sama dagang, investasi, dan pariwisata kedua negara dengan fokus pada pengembangan kerja sama ekonomi dan bisnis berkelanjutan

Forum bertema "Starting the Conversation on Indonesia's Sustainable Economy" ini dihadiri pemangku kebijakan dan para pelaku usaha di Australia dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

"Penting adanya kolaborasi antar pemangku kepentingan dan antar Pemerintah Indonesia dan Australia dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan," ujar Duta Besar RI untuk Australia Siswo Pramono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Untuk mendukung pelaku usaha Australia yang berminat bekerja sama dan berinvestasi, FI juga memfasilitasi pertemuan langsung pelaku bisnis kedua negara melalui forum B2B Marchmaking secara paralel.

Dalam kegiatan ini perusahaan e-commerce Bukalapak menjajaki kerjasama dengan Seleraindo, salah satu produsen bumbu cepat saji makanan tradisional Indonesia yang berlokasi di Australia.

Hadir sebagai pembicara dan panelis forum ini adalah Dubes Pramono, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Rizki Handayani Mustafa, Direktur The Indonesian Investment Promotion Centre (IIPC) di Sydney Haryo Yudho Sadewo.

Selain itu juga hadir Lead Adviser Market Integration Katalis David Mitchell, Pendiri Terratai Matt Legget, dan salah satu pendiri Ladang Lima Annisa Pratiwi.

Handayani menyampaikan bahwa kebijakan Pemerintah Indonesia adalah mengedepankan pariwisata berkelanjutan dan berkualitas dan juga menjawab tantangan mitigasi perubahan iklim serta pelibatan masyarakat dalam pengembangan kualitas tujuan wisata.

Sementara Direktur IIPC mengatakan Pemerintah Indonesia telah menetapkan target proporsi energi terbarukan 31 persen pada 2050 dari target saat ini yaitu 23 persen pada 2025 yang menunjukkan kebutuhan tinggi investasi sektor energi terbarukan.

Senada, MItchell menekankan pentingnya investasi lebih besar di sektor bisnis dengan semangat ekonomi berkelanjutan yang akan berdampak pada keuntungan berkesinambungan dalam jangka panjang.

Berkaitan dengan hal itu Legget berpandangan bahwa penting bagi semua pihak mendorong pertumbuhan ekonomi melalui UMKM.

Dalam forum ini ada empat perusahaan dan individu Australia yang mendapat kesempatan menjajaki peluang investasi di Indonesia, yaitu Simbl (teknologi daur ulang), Hewwit & Co (investasi perbankan), Internship International (pendidikan, dan James Henshall (penelitian).

Konsul Jenderal RI di Melbourne Kuncoro Wasesom berharap kegiatan ini dapat menjadi landasan yang kuat bagi program-program nyata di bidang ekonomi berkelanjutan Indonesia dan Australia.

FI 2023 diselenggarakan oleh Festival Indonesia Incorporated bekerja sama dengan Konjen RI di Melbourne dan didukung komunitas Indonesia di Melbourne, Garuda Indonesia, Xendit, IIPC Sydney, Kabo Lawyers, Indomie, Batik Air, Integrity Lawyers, Atase Perdagangan RI di Canberra dan Indonesian Cullinary Association in Victoria (ICAV)

Baca juga: Kemlu: Forum Bisnis Indonesia-Eropa fokus pada lima sektor prioritas
Baca juga: Para Pemimpin Dunia dan Pemikir Bisnis Top Berkumpul di Indonesia Sustainability Forum (ISF)
Baca juga: KJRI Melbourne dukung gelaran Forum Bisnis dorong ekonomi Indonesia

Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023