kita cetak petani-petani baru dan pengusaha-pengusaha baru
Makassar (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional VI Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) menyiapkan ekosistem bisnis dalam mendorong program budidaya pisang yang dicanangkan Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin.

Kepala OJK Regional VI Sulampua Darwisman di Makassar, Selasa mengemukakan bahwa ekosistem bisnis perlu dibuat dalam memitigasi risiko terhadap kegagalan program.

"Jadi semua pisang yang ditanam tidak ada satupun yang tidak laku, bahkan ini menjadi komoditi ekspor yang bernilai tinggi. Tentunya dengan ekosistem ini memitigasi risiko terjadinya kegagalan program," kata dia menguraikan.

Selain itu, juga memberikan kepastian terhadap kekhawatiran petani dan pelaku usaha agar hasil panen mereka dapat dibeli, termasuk memberikan kepastian pada calon pemasok pisang dari sisi ketersediaan pasokan.

"Bukan hanya di pembiayaan, tetapi kita juga akan menghadirkan literasinya dengan mengedukasi masyarakat, melakukan pendampingan," kata dia.

Baca juga: Pemprov Sulsel targetkan tanam 200 juta pohon pisang setahun
Baca juga: Pemprov Sulsel serius canangkan program gemar tanam pisang


Sementara strategi OJK dalam perannya mengembangkan ekosistem bisnis budidaya pisang, yaitu pembiayaan pertanian, pengelolaan risiko, pembiayaan agribisnis, pendukung inovasi teknologi, pembiayaan berkelanjutan, pembiayaan rantai pasokan, konsultasi keuangan, dan pengembangan pasar keuangan.

Darwisman menjelaskan strategi kolaborasi menjadi hal utama dalam menggunakan ekosistem bisnis pada pengembangan budidaya pisang. Terkait hal ini, pihaknya menyiapkan generik model yang semua yang menggambarkan peran semua stakeholders mulai dari suplay change, pelaku, pemerintah, OJK, perbankan dan asuransi.

"Termasuk suply change pada bibit, pupuk hingga offtaker sekaligus dipersiapkan untuk ekspor," kata dia.

Selain itu, kata Darwisman, menjadi hal yang perlu ialah menghadirkan para ahli yang paham mengenai budidaya pisang atau mengembangkan pembibitan pisang.

"Dari sini, kita bisa mencetak banyak ahli, paling penting kita cetak petani-petani baru dan pengusaha-pengusaha baru," ujarnya.

Baca juga: BRIN ungkap Indonesia punya pisang lokal lebih dari 300 jenis
Baca juga: Puslit PTPN XI kembangkan inovasi beras pisang di Lumajang
Baca juga: Kementan bantu 25 ribu bibit pisang kepok untuk Desa Riam Berasap

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023