Jakarta (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik memastikan sebanyak 24 putra dan putri para korban longsor PT Freeport akan mendapatkan santunan pendidikan hingga sarjana.

"Saya mendesak Freeport agar memberikan beasiswa untuk anak-anak korban sampai dengan sarjana dan mereka akhirnya mau," kata Jero di Jakarta, Senin.

Menurut dia, 24 anak tersebut merupakan keluarga dari kedua puluh delapan korban meninggal akibat tragedi tersebut.

Dia juga menambahkan nilai asuransi yang diberikan pada para keluarga korban juga cukup besar yakni dari Rp600 juta hingga Rp6 miliar tergantung masa kerja mereka. "Asuransinya juga cukup baik, saya lihat angkanya cukup baik, perusahaan-perusahaan lain belum tentu bisa memberikan sebesar itu nilainya," katanya.

Dia mengatakan saat ini pihaknya telah membentuk tim investigasi yang terdiri atas para ahli diantaranya guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk menyelidiki penyebab longsor. Pihaknya memastikan seluruh kegiatan operasional Freeport dihentikan sementara waktu hingga proses penyelidikan tim investigasi selesai dilakukan.

Pada Selasa (14/5) pukul 07.40 WIT, terowongan bawah tanah Big Gossan runtuh. Tragedi itu telah menelan korban yakni sebanyak 28 orang meninggal, 10 orang selamat dengan rincian lima orang luka berat dan lima orang luka ringan.

Peristiwa tersebut terjadi pada training rutin untuk keselamatan kerja "undermining" yang diikuti 40 orang terdiri dari 25 orang Papua, 15 orang bukan Papua.

Training tersebut baru berlangsung selama dua hari. Pada hari kedua ruang kelas yang digunakan untuk belajar tiba-tiba runtuh menimbun puluhan peserta di dalamnya. "Korbannya 38 orang, karena pada hari kedua, ada dua orang yang tidak datang," kata Jero. 

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013