Singapura (ANTARA News) - Sebelum Roger Federer memenangi gelar Perancis Terbuka dan air mata Spanyol menetes, ia belum bisa disebut sebagai petenis besar, menurut mantan petenis putra nomor satu dunia John Newcombe. Federer memenangi gelar keempatnya di Wimbledon, Minggu (9/7), melalui pertandingan selama empat set atas Rafael Nadal, penakluknya di lapangan tanah liat, Roland Garros, bulan lalu. Namun demikian, kemenangan pada Minggu tersebut barulah kemenangan kedua Federer dari delapan pertemuannya dengan petenis Spanyol itu. Dan itulah salah satu hal yang harus diperhatikan jika ingin memasukkannya sebagai petenis besar sepanjang masa, kata Newcombe. "Tidak ada hal yang perlu dipertanyakan mengapa ia menjadi buah bibir, tetapi ada satu tanda tanya untuk menempatkannya sebagai petenis besar karena ia kalah enam kali dan baru menang dua kali atas Nadal," kata petenis asal Australia yang memenangi tujuh gelar grand slam itu. "Untuk menjadi tiga atau empat petenis terbesar sepanjang masa, seorang petenis harus mendominasi dalam era mereka," katanya di SIRIUS, sebuah radio satelit. Berusia 24 tahun, Federer telah memenangi dua gelar AS Terbuka, dua Australia Terbuka, empat Wimbledon, dan tampil satu kali sebagai runner-up di Perancis Terbuka tahun ini. Newcombe, yang menjalani karir pada masa 1960-an hingga 1970-an menyamai prestasi Federer di AS dan Australia Terbuka, tiga kali juara Wimbledon dan belum pernah melaju lebih jauh dari perempatfinal lapangan tanah liat Paris. "Roger, bisa mendebat permainan di lapangan keras dan rumput. Tetapi, ia belum bisa disebut petenis besar sepanjang masa karena belum mampu memenangi Perancis Terbuka dan Nadal tidak hanya mengalahkannya di lapangan tanah liat tetapi juga menyamai dan bahkan pernah mengalahkannya di lapangan keras. "Jadi, jika Federer ditempatkan sebagai petenis besar sepanjang masa maka Nadal juga harus disebut demikian. "Tetapi, Federer telah menjalani separo karirnya. Ia hanya memiliki waktu empat atau lima tahun lagi. Kita lihat apa yang bakal terjadi saat akhir karirnya." Pete Sampras, yang memenangi 14 gelar grand slam termasuk tujuh gelar Wimbledon, juga pernah dihakimi dengan cara yang sama oleh mantan kapten Davis Cup Australia itu. "Pete Sampras juga tidak masuk kategori itu karena hal terbaik yang dilakukannya di Perancis Terbuka dalam 11 penampilannya adalah satu semifinal," kata Newcombe. "Ia juga tidak bisa dikategorikan sebagai tiga atau empat pemain besar sepanjang masa." Hanya lima petenis putra yang memenangi empat gelar grand slam --setidaknya satu kali-- ialah Don Budge dan Fred Perry pada 1930-an, Rod Laver dan Roy Emerson pada 1960-an dan Andre Agassi pada 1990-an, demikian Reuters.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006