kita berbagi praktik-praktik baik penurunan TFR
Jakarta (ANTARA) -
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) Indonesia kembali menjadi contoh dalam Konferensi Internasional Negara Selatan-Selatan yang digelar di Zimbabwe, Afrika Selatan.

"Sebelum konferensi ini, bahkan negara-negara seperti Kenya, itu datang ke Pasuruan, Jawa Timur untuk belajar (KB), kemudian program kesehatan masyarakat melalui tokoh-tokoh agama, termasuk kampung keluarga berkualitas, itu adalah program-program yang menjadi contoh bagi negara-negara lain," kata Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi (Adpin) BKKBN Drs. Sukaryo Teguh Santoso saat jumpa pers secara daring dari Zimbabwe yang diikuti di kantor BKKBN, Jakarta, Kamis.
 
Teguh menjelaskan, beberapa program penting yang menjadi perhatian yakni program kependudukan, keluarga berencana, dan kesehatan reproduksi, yang nantinya akan dikembangkan ke dalam program kerja sama di bidang ekonomi dan kebijakan-kebijakan strategis untuk aspek kependudukan.
 
"Indonesia ini bagus, telah menunjukkan komitmen yang cukup kuat, termasuk keterlibatan sebagai bendahara (treasurer) untuk menyukseskan program-program di dalam Partners in Population and Development (PPD), sebuah forum komunikasi multirateral yang merupakan implementasi kerja sama selatan-selatan, dan diikuti oleh kurang lebih 27 negara," ujar dia.
Ia memaparkan, keberhasilan penting lain yang dicontoh oleh luar negeri adalah angka kelahiran total atau total fertility rate (TFR) di Indonesia yang sudah mencapai angka 2,1, artinya, setiap perempuan di Indonesia dalam masa suburnya rata-rata melahirkan dua orang anak.
 
"Kalau di negara-negara seperti Afrika misalnya, perkawinan usia anak masih tinggi, sehingga TFR-nya juga tinggi, jadi kita berbagi praktik-praktik baik penurunan TFR tersebut untuk negara-negara yang tergabung dalam konferensi internasional ini," ucapnya.
 
Dari aspek tata kelola, menurutnya, pemerintah Indonesia telah cukup kompak dalam mengembangkan program-program pengendalian populasi, termasuk di dalamnya program KB dan kesehatan reproduksi.
 
Ia melanjutkan, saat ini tantangan yang dihadapi oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia, yakni pembangunan kualitas penduduk setelah berhasil mengendalikan populasi.
 
"Kita tetap harus ada kelahiran dan pertumbuhan, untuk itu mesti ada daya dukung dan daya tampung lingkungan yang baik, dan bisa menjadikan populasi yang hidup punya kualitas baik, itu harus berhasil, oleh karena itu saat ini tantangannya adalah kualitas," demikian Sukaryo.

Baca juga: KSP apresiasi penyuluh dan kader KB atas penghargaan kependudukan PBB
Baca juga: Ketika Kampung KB Sait Buttu sukses curi hati delegasi dunia
Baca juga: Indonesia Berbagi Pengalaman KB Pada Dunia Internasional

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023