Kehadiran dua perusahaan itu untuk menjajaki kerja sama pengelolaan limbah jagung dan budi daya mangrove.
Gorontalo (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo menerima penjajakan kerja sama dua perusahaan asal Jepang yang berencana menanamkan modal di daerah ini.

Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Gorontalo Budiyanto Sidiki, di Gorontalo, Kamis, mengatakan dua perusahaan asal Jepang yang hadir tersebut, merupakan para petinggi dari Matsusita Gobel Foundation dan Sumitomo Corporation.

"Kami menyambut mereka di Ruang Huyula Kantor Gubernur, dan melakukan beberapa pembicaraan di antaranya dengan Wakil Presiden Matsusita Gobel Foundation Direktur Heru Santoso, dan CEO Sumitomo Indonesia Hiroshi Karashima. Juga hadir sejumlah dosen dan peneliti dari Hiroshima University," kata Sekdaprov.

Ia mengatakan kehadiran dua perusahaan itu untuk menjajaki kerja sama pengelolaan limbah jagung dan budi daya mangrove.

Proyek itu diharapkan dapat mendukung pengelolaan lingkungan yang lebih baik, khususnya dalam mengurangi emisi karbondioksida dan gas rumah kaca.

Budiyanto Sidiki mengatakan pula, sangat menyambut baik rencana kerja sama tersebut.

Ia mengaku akan memberikan laporan kepada Penjabat Gubernur terkait hasil pertemuan. Selanjutnya pemprov akan membentuk tim untuk mengkaji hingga proses penandatanganan kesepakatan kerja sama.

Perwakilan Sumitomo Indonesia Aryo Gurning mengatakan pihaknya memiliki semangat yang tinggi untuk mendukung proyek Pemerintah Indonesia. Apalagi setelah dilakukan meratifikasi Paris Agreement, NBC (Nationally Determined Contribution) Indonesia ke PBB akan menurunkan emisi sebesar 31 persen sampai tahun 2030.

Menurutnya, limbah jagung dipilih karena Gorontalo memiliki potensi besar. Tongkol jagung biasanya hanya habis dibakar percuma. "Kami ingin mengumpulkan dan mengolah menjadi pembangkit energi listrik," katanya pula.

Selama ini, limbah tersebut kurang begitu dimanfaatkan dan kurang ada nilai ekonominya, maka bisa ditampung dan dibawa ke pembangkit listrik yang selama ini masih menggunakan batu bara.

Menyangkut budi daya mangrove, mereka menilai meski Gorontalo tidak masuk lokus Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) namun potensi Gorontalo cukup besar.

Tenaga ahli dari Hiroshima University diharapkan bisa membantu teknologi yang diperlukan, agar mangrove bisa mengurangi emisi dan menambah penyerapan karbon.
Baca juga: Pemprov Gorontalo - Ehime Jepang kerja sama ekonomi hingga lingkungan
Baca juga: Gobel bersama Gubernur Ehime Jepang panen padi dengan pupuk organik

Pewarta: Susanti Sako
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023