Jakarta (ANTARA) - Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) menjaga kinerja penyaluran dana bergulir yang mencapai Rp1,24 triliun hingga Oktober 2023 dalam memperkuat permodalan koperasi.

"Kami berkomitmen untuk tetap on the track dalam penyaluran dana bergulir. Ini bukan hanya tentang angka, tetapi juga tentang bagaimana kami menjaga kualitas pembiayaan kepada koperasi di seluruh Indonesia," kata Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis.

Dia menyebutkan penyaluran dana bergulir LPDB-KUMKM terbagi menjadi dua pola yakni pola konvensional dan pola syariah dimana untuk tahun 2023 penyaluran pola konvensional telah mencapai Rp762 miliar, dan pola syariah Rp479 miliar, dengan total mitra sebanyak 160 mitra koperasi.

Supomo mengajak para pelaku UMKM untuk bergabung dengan koperasi sebagai langkah strategis guna mendapatkan permodalan serta pembiayaan yang mudah dan ramah dari LPDB-KUMKM.

"Kami ingin mendorong kolaborasi antara pelaku UMKM dan koperasi. Ini akan memungkinkan mereka untuk mengakses dana bergulir LPDB-KUMKM dengan lebih efisien," kata Supomo.

Supomo juga menekankan pentingnya peran koperasi dalam menjembatani UMKM dengan dana bergulir yang merupakan instrumen pembiayaan yang disediakan pemerintah.

"Para koperasi memiliki peran sentral dalam menjembatani UMKM dengan dana bergulir yang merupakan instrumen pinjaman atau pembiayaan yang disediakan secara resmi oleh pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM)," ujarnya.

Dalam mendukung program ketahanan pangan dan pengendalian inflasi dari bahan pangan, kata Supomo, LPDB-KUMKM mendorong penyaluran dana bergulir kepada koperasi-koperasi yang bergerak di sektor produktif.

Dia menyebutkan dukungan LPDB-KUMKM untuk sektor produktif seperti pemberian bantuan untuk mendukung ekosistem hilirisasi produk bawang merah di Brebes, Jawa Tengah.

"Kemudian ada juga di Subang Jawa Barat untuk komoditas susu, kami membangun ekosistem produsen susu dengan peternak sapi perah lokal dan petani tebon jagung melalui koperasi," tambah Supomo.

Menurutnya, dengan membangun ekosistem yang terintegrasi dan juga kolaborasi dengan berbagai pihak maka, program ketahanan pangan melalui koperasi bisa terus terbangun, dan diduplikasi ke berbagai daerah dengan komoditas unggulan berbeda-beda.

"Penyaluran koperasi sektor riil dari tahun ke tahun terus bertumbuh, tercatat pada tahun 2020 mencapai Rp56,8 miliar, tahun 2021 mencapai Rp269 miliar, 2022 mencapai Rp443 miliar. Dan pada tahun 2023 ini yang masih berjalan sudah mencapai Rp322 miliar," kata Supomo.

Selanjutnya, ujar Supomo, LPDB-KUMKM mengadakan program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM dengan menggaet 10 lembaga inkubator dari berbagai daerah.

Dia menyebutkan program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM memiliki empat program utama, yakni inkubasi, deal club, business matching, dan juga fund fest yang menjadi solusi pendanaan bagi startup dengan menghadirkan coaching dan business pitching.

"Untuk tahun 2024 kami telah membuka pendaftaran calon penyelenggara lembaga inkubator yang kami buka hingga 2 Desember 2023,” ujar Supomo.

Baca juga: LPDB: Perempuan miliki peran penting dalam dunia usaha
Baca juga: Menkop UKM akan transformasi dua BLU demi dukung UMKM naik kelas
Baca juga: Koperasi sektor riil mampu jadi akselerator ekonomi masyarakat

 

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023