Aku ingin meleburkan konsep bahwa mungkin harus lewat dicintai orang lain dulu untuk bisa mencintai diri sendiri.
Jakarta (ANTARA) - Penyanyi dan pencipta lagu Nadin Amizah siap kembali memanjakan telinga dan meluluhkan hati pendengar melalui album terbarunya bertajuk "Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya".

Album teranyar Nadin Amizah itu mengusung tema besar menemukan cinta untuk diri sendiri melalui cinta dari orang-orang terkasih.

“Di awal album tentang kebencian diri sendiri, terus di tahap keduanya lagu-lagu romantis untuk orang lain. Nah, aku ingin meleburkan konsep bahwa mungkin harus lewat dicintai orang lain dulu untuk bisa mencintai diri sendiri," kata Nadin Amizah menceritakan inti album barunya itu lewat keterangan pers di Jakarta, Jumat.

Terinspirasi oleh hubungan asmara yang dijalaninya dan terasa lebih baik dibanding sebelum-sebelumnya, Nadin Amizah  awalnya berniat menciptakan album dengan lagu-lagu cinta. Namun, setelah menulis beberapa lagu usai konser "Selamat Ulang Tahun" di akhir 2022, dia merasa ada kisah pendahuluan yang perlu diceritakan untuk melengkapi manisnya lagu-lagu cinta itu.

Baca juga: Nadin Amizah rayakan cinta yang indah lewat "Semua Aku Dirayakan"

Di samping membedah ketiga fase perjalanan cintanya, Nadin Amizah juga memanfaatkan album itu untuk meluruskan persepsi yang terbangun dari luar terhadap dirinya, terutama seputar musik dan sosoknya yang acapkali dielu-elukan sebagai “Ibu Peri” dengan satu jenis warna musik.

Padahal dia ingin dikenal sebagai musisi dengan banyak warna yang bisa mengekspresikan dirinya secara penuh. Maka dari itu kali ini dia tak ingin mendefinisikan karyanya hanya dalam satu genre sehingga dia bisa dikenal sebagai Nadin yang memiliki warna musik beragam.

"Sengaja aku ingin banget bikin karya sesuatu yang tidak bisa didefinisikan menjadi satu genre. Ini adalah langkahku untuk bisa dilihat sebagai seseorang yang lebih multi-dimensional dibanding aku yang sebelumnya. Kita akan melihat bahwa bagi Nadin, dunianya adalah Nadin, cintanya adalah Nadin. Tapi, kotornya juga Nadin Amizah,” ungkap dia.

Baca juga: Nadin Amizah ungkapkan rasa ingin dicinta di "Rayuan Perempuan Gila"

Dalam album itu ada lima produser yang dipercaya membantu Nadin untuk mewujudkan "Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya", salah satunya yaitu Lafa Pratomo yang membantu Nadin dengan "Bunga Tidur", "Rayuan Perempuan Gila", "Ah", "Di Akhir Perang" dan "Tawa".

Lalu ada Gusti Irwan Wibowo di lagu "Jangan Ditelan" dan "Berpayung Tuhan, Rifan Kalbuadi di lagu "Semua Aku Dirayakan" dan "Kekal", Will Mara di lagu "Tapi Diterima", dan terakhir ada Rayhan Rizki Ramadhan di "Nadin Amizah".

Dari sisi komposer, Nadin menggandeng Zulqi Ramadhana, Sal Priadi, serta Teddy Adhitya yang membuat tiap karyanya semakin kental dengan keberagaman pada musikalitasnya.

Nadin mengaku album "Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya" adalah pendekatan berkarya yang baru, dia pun percaya diri bahwa akan banyak pendengar mencintai musiknya itu dan dapat diterima banyak orang.

“Harapan aku justru adalah album ini enggak perlu viral. Bukan itu yang aku kejar. Aku ingin karya ini nyawanya sepanjang minimal atau bahkan bisa lebih dari album 'Selamat Ulang Tahun'. Biar jadi sesuatu yang lekat, bukan cuma diterima, tapi, lekat banget sama pendengarnya," kata Nadin.

Baca juga: Raisa gelar konser tunggal kedua di Singapura

Baca juga: Yura Yunita persembahkan "kado" di 23 tahun "Petualangan Sherina"

Baca juga: Sherina bawa “inner child” di panggung Pestapora

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023