Jakarta (ANTARA) - Dinas Sumber Daya Air DKI meminta Perusahaan Umum Daerah Air Minum Jaya (PAM Jaya) merawat teknologi membran balik osmosis air laut (Sea Water Reverse Osmosis/ SWRO) untuk ketersediaan air bersih bagi masyarakat.

"Perlu ada dorongan kepada PAM Jaya untuk merawat dan memperbaiki SWRO serta fasilitas yang telah diserahkan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum di Bogor, Jawa Barat, Jumat.

Ika menuturkan pihaknya sudah sering mengingatkan PAM Jaya untuk memperbaiki teknologi itu jika ditemukan ada kerusakan.

Mengingat saat ini digencarkan penggunaan SWRO daripada teknologi pengolahan air payau menjadi air tawar (Brackish Water Reverse Osmosis/BWRO) yang hanya bisa dioperasikan lima tahun sekali untuk membatasi penggunaan air tanah.

Dia menyampaikan hal itu karena sebelum diserahkan ke PAM Jaya, Dinas SDA DKI Jakarta yang mengelola SWRO itu selalu memastikan kebutuhan air minum bagi penduduk.

Baca juga: PAM Jaya gencarkan sosialisasi perpindahan air tanah ke air perpipaan
Baca juga: Legislator harap reservoir komunal mampu penuhi air bersih di Jakut


Terlebih, SWRO saat dikelola Dinas SDA DKI juga rutin diservis ringan, sedang hingga berat untuk menjaga kualitasnya dalam mengolah air laut di Kepulauan Seribu.

"Proses transisi dari kami ke PAM Jaya ini yang menyebabkan terjadinya kekurangan sumber, baik itu air bersih maupun air minum di Kepulauan Seribu," tuturnya.

Karena itu, Dinas SDA DKI meminta DPRD DKI untuk lebih memberikan perhatian terhadap alat bantu demi mengatasi krisis air tersebut. 

"Kalau SWRO ini berfungsi dengan baik seharusnya kekurangan air minum dan air bersih yang terjadi mungkin tidak sampai membuat antrean panjang," ujarnya.

IPA SWRO bermanfaat membuka akses kepada warga Kepulauan Seribu untuk mendapatkan air bersih yang memenuhi prinsip Kuantitas, Kualitas, Kontinuitas dan Keterjangkauan (4K).

Pada 2022 telah tersedia 11 IPA BWRO dan 8 IPA SWRO di Kepulauan Seribu. Sementara satu IPA SWRO sedang dalam proses penyelesaian di Pulau Sabira.

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023