Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengimbau masyarakat mengambil tindakan preventif di tengah musim kemarau dengan menghemat penggunaan air.

"Pada musim kemarau diimbau kepada masyarakat agar mengambil tindakan preventif, menghemat penggunaan air," ujar Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Pakar IPB minta pemerintah galakkan gerakan hemat air

Ia mengatakan pada Oktober 2023 ini, sebagian besar wilayah Indonesia masih mengalami musim kemarau, dan baru sekitar 11 persen wilayah Indonesia yang telah memasuki musim hujan.

Ia mengemukakan BMKG memprediksi pada dasarian II Oktober 2023 atau periode 11-20 Oktober 2023 beberapa wilayah memasuki klasifikasi "Awas" bencana kekeringan meteorologis, yakni beberapa wilayah Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.

Baca juga: Petani IKN belajar bertani di "greenhouse" hemat air

Bagi warga yang dekat dengan area hutan, Ardhasena juga mengimbau untuk selalu siaga terhadap cuaca kering yang meningkatkan potensi lebih mudahnya lahan dan hutan terbakar.

Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan BMKG memprediksi musim kemarau akan berakhir secara bertahap di akhir Oktober 2023 dan mulai transisi hujan di November 2023.

"Diharapkan sesuai prediksi, kemarau panjang ini berakhir di Oktober dan mulai transisi di November," tuturnya.

Baca juga: Danrem 162/WB resmikan pompa hidram pertanian hemat energi

Namun, transisi memasuki musim hujan di wilayah Indonesia tidak serempak. Wilayah Indonesia bagian selatan relatif terlambat masuk musim hujan. "Saat ini Indonesia bagian utara sudah mulai hujan," kata Dwikorita.

Ia mengatakan awal musim hujan umumnya berkait erat dengan peralihan Angin Timuran (Monsun Australia) menjadi Angin Baratan (Monsun Asia) yang membawa uap air.

Baca juga: Peneliti BRIN serukan penghematan air besar-besaran

Berdasar prediksi BMKG, Angin Timuran diprediksi masih tetap aktif hingga November 2023, utamanya di Indonesia bagian Selatan. Sementara itu, Angin Baratan diprediksi akan datang lebih lambat dari normalnya.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk mulai membersihkan dan memperbaiki saluran air agar saat musim hujan tiba nanti tidak terjadi bencana banjir.

"Mumpung masih kemarau bersihkan saluran air, diperbaiki agar tidak banjir," ucapnya.

Baca juga: BPBD: tujuh kecamatan di Bandarlampung terdampak kekeringan
Baca juga: Sejumlah wilayah kekeringan, BNPB imbau warga mulai hemat air bersih

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2023