kasus keracunan 35 orang siswa SDN Jati 3 Saguling keracunan jajanan cimin pada akhir September, pada Rabu (11/10) lalu ada 21 siswa SDN 1 dan SDN 2 Cimereng, Padalarang keracunan yoghurt.
Bandung (ANTARA) - Dinas Kesehatan Jawa Barat memperkuat kembal Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan kantin sehat, sebagai langkah untuk mengantisipasi keracunan makanan di sekolah, pasca beberapa kali kasus keracunan terjadi di lingkungan sekolah.

Dalam waktu kurang dari satu bulan, ada dua kasus keracunan yang menimpa siswa sekolah, yakni 35 orang siswa SDN Jati 3 Saguling keracunan jajanan cimin pada akhir September, dan teranyar pada Rabu (11/10) lalu, ada 21 siswa SDN 1 dan SDN 2 Cimereng, Padalarang, keracunan yoghurt.

"Jadi setelah terjadi kasus keracunan di sekolah, ada pertemuan dan hasilnya UKS harus dilakukan penguatan dan kantin sehat diperkuat kembali, karena anak-anak butuh keamanan karena di rumah mungkin baik, tapi di sekolah juga harus demikian," kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Vini Adiani Dewi dihubungi di Bandung, Jumat.

Lebih lanjut, Vini juga meminta seluruh kota atau kabupaten di Jawa Barat untuk menjadikan masalah keracunan ini sebagai hal yang krusial untuk diperhatikan, salah satunya dengan memberikan fasilitas edukasi dan sosialisasi tentang bagaimana mengolah dan menjaga higenitas produk makanan yang dijajakan di sekolah.
Baca juga: Dinkes Garut: Korban keracunan meninggal bertambah jadi tiga orang
Baca juga: Dinkes: Seratusan warga keracunan di KBB karena nasi tercemar bakteri

"Misalnya, pengolahan makanan kita berikan dulu pelatihan. Termasuk pengemasan. Silahkan berjualan, tapi edukasi dulu zat beracun apa saja. Harus lihat expired date sebelum mengolah. Ketika sudah diolah, dijaga higienitasnya dan kurangi penggunaan plastik. Ini yang kita ingatkan kembali ke kota dan kabupaten untuk menindaklanjutinya," ujarnya.

Vini berharap, dengan pengawasan dan edukasi melalui penguatan UKS oleh sekolah agar lebih berperan lagu yang didukung dengan penguatan kantin sehat, mampu memberi rasa aman terhadap masyarakat kepada anak mereka di lingkungan sekolah.

Terkait dengan jajanan Cireng Mini (Cimin) dan yoghurt yang menyebabkan keracunan massal anak sekolah, Vini menduga atas penyebab yang sama, yakni akibat tercemar bakteri bacillus cereus.

"Namun, saat ini tengah dilakukan uji sampel oleh Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jabar, untuk memastikan penyebab keracunan massal tersebut. Kita sedang menunggu hasil, bagaimanapun sudah dilakukan investigasi oleh tim surveilans di KBB," katanya.
Baca juga: Korban meninggal keracunan makanan di KBB bertambah jadi 2 orang
Baca juga: 37 siswa dan guru di Bandung dilarikan ke rumah sakit

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2023