Jakarta (ANTARA) - Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar yang berusia 102 tahun dan sebagai sekolah pelayaran tertua di Indonesia, terus melahirkan pelaut andal siap berkontribusi untuk kemajuan, tidak hanya sektor transportasi, namun juga perekonomian di Tanah Air.

“Tidak hanya itu, kami juga berjanji akan membawa PIP Makassar menjadi pendidikan pelaut yang terdepan dan terbaik. Untuk ini kami akan terus meningkatkan akreditasi politeknik, yang saat ini sudah Akreditasi Unggul,” kata Direktur PIP Makassar Capt. Sukirno dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

Saat acara Dies Natalis ke-102 Tahun PIP Makassar, dia mengatakan sebagai lembaga pendidikan di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP), Kementerian Perhubungan, pihaknya siap dan berupaya secara maksimal agar bisa melahirkan pelaut handal untuk mengarungi semua penjuru belahan samudra dan menguasi teknologi serta dapat bersaing dengan para pelaut dari luar negeri.

Ia juga menambahkan bahwa pihaknya juga bersyukur bahwa PIP Makasar juga ikut membantu peningkatan perekonomian masyarakat, tidak hanya di Makassar namun di Sulawesi Selatan bahkan di Sulawesi dan Indonesia bagian Timur.

“Dimana lulusan dari PIP Makasaar telah bekerja diberbagai perusahaan pelayaran dalam dan luar negeri yang mendapatkan penghasilan sangat baik dan dengan penghasilan tersebut tidak hanya bisa menghidupi dirinya namun juga keluarganya,” kata Capt Sukirno.

Ia juga mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan terobosan untuk memajukan PIP Makassar. Salah satu yang dilakukan adalah meluncur program Navi Campus. Sistem dashboard taruna berbasis mobile yang terintergrasi dari kegiatan perkuliahan di PIP Makassar.

“Navi Campus berupa informasi kegiatan pendidikan dan pelatihan, penerimaan dan pengeluaran keuangan, pengembangan karakter taruna, pendaftaran diklat dan sistem pembayarannya,” katanya.

Baca juga: PIP Makassar cetak pelaut profesional di dunia pelayaran

Baca juga: Politeknik pelayaran Kemenhub ikut lahirkan SDM pelaut handal

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023