Jakarta (ANTARA) -
Pemerintah Kota Jakarta Utara menebus puluhan ijazah alumni satuan pendidikan yang selama ini tertahan di sejumlah sekolah swasta di wilayah tersebut.
 
Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim pada acara "Tebus Ijazah" di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Senin, mengajak seluruh peserta untuk senantiasa bersyukur terhadap solusi yang diberikan Allah SWT.

"Bersyukur kepada Allah SWT karena kita semua hari ini menjadi saksi bahwa kita jangan pernah putus asa. Lakukan yang terbaik, Insyaallah, Allah SWT memberikan solusi mendapatkan jalan mudah,” ujar Ali.

Ali mengingatkan agar peserta mempergunakan Ijazah yang telah diterimanya dengan maksimal seperti kembali melanjutkan jenjang pendidikan atau bekerja meniti karir.
 
“Ijazahnya jangan disimpan begitu saja, harus jadi motivasi meraih ijazah (pendidikan lebih tinggi) setelah ini. Kalau ada peluang kerja sambil sekolah laksanakan," kata Ali.

Baca juga: Pemprov dan Baznas DKI tebus ijazah 171 siswa yang tertahan

Ijazah yang telah ditebus ini diharapkan menjadi bekal warga dalam berkarir di masa mendatang.
Ijazah ditebus dari hasil kolektif Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) Tambahan Penghasilan Pegawai Aparatur Sipil Negara (TPP ASN) melalui BAZNAS (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta.

Koordinator Jakarta Utara BAZNAS (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta, Wisnu Cakraningrat menyebutkan terdapat 56 ijazah yang ditebus, 11 di antaranya berasal dari program "Corporate Social Responsibility" (CSR) Pendidikan dari Rumah Sakit Satya Negara.
 
Ijazah terdiri dari kategori Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
 
“Ini merupakan tindak lanjut dari sinergi Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dan BAZNAS (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta. Insyallah pelan-pelan kita berdoa dan berusaha agar ijazah yang lainnya, yang belum diterima siswa dapat ditebus,” katanya.

Baca juga: Legislator desak DKI bantu bayar ijazah tertahan di sekolah swasta
 
Sementara itu, Fajar Maulana Yusuf (21) mengucap syukur karena ijazah dari tiga tahun belajar di sebuah SMK kini dalam genggamannya. Dia pun akan mencoba melamar pekerjaan dan mencoba kuliah di masa mendatang.
 
“Saya lulus tahun 2021 dan baru bisa mendapatkan ijazah sekarang dari bantuan ini. Saya bersyukur dan nanti mau kerja sambal kuliah,” katanya.

Sebelumnya, Dinas Pendidikan DKI Jakarta menelusuri alasan pihak sekolah menahan ijazah siswa yang sudah lulus.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Purwosusilo mengatakan penahanan ijazah di sekolah swasta itu disebabkan kondisi ekonomi keluarga karena terdampak pandemi COVID-19.
 

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023