Beijing (ANTARA) - Saat menjabat sebagai gubernur Provinsi Fujian di China tenggara, Xi Jinping mendukung berbagai inisiatif antikemiskinan, salah satunya program Juncao yang pernah menjadi proyek unggulan karena melibatkan budi daya jamur yang dapat dikonsumsi.

Mulai 2014, Xi berulang kali membahas proyek unggulan Sabuk dan Jalur Sutra ini dalam pertemuannya dengan para pemimpin Yunani. Ketika mengunjungi Yunani pada 2019, sang presiden melakukan tur khusus ke pelabuhan tersebut.

"Melihat baru percaya" (seeing is believing), ujar Xi dengan penuh perasaan saat menyaksikan pelabuhan ini diberi kesempatan hidup yang baru. "BRI bukanlah sebuah slogan atau dongeng, tetapi praktik yang sukses dan kenyataan yang cemerlang."

Menyadari sepenuhnya akan kebutuhan pembangunan yang meningkat di Global South, pemimpin China itu selalu memberikan perhatian besar untuk mendukung implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Sustainable Development Goals).

Untuk tujuan itu, Xi mengusulkan Inisiatif Pembangunan Global (Global Development Initiative) pada 2021. Xi menyerukan kepada komunitas internasional untuk memastikan setiap negara diikutsertakan dalam modernisasi global.

Faktanya, penekanan Xi dalam menjembatani kesenjangan pembangunan di dunia dapat ditelusuri kembali pada saat dirinya masih menjabat sebagai pejabat daerah di China.

Mengetahui bahwa kemiskinan masih menjadi sebuah tantangan global, Xi secara konsisten menganjurkan teknologi Juncao dalam kunjungannya ke Pasifik Selatan, Afrika, dan Amerika Selatan.

"Beliau memberikan perhatian besar pada proyek ini karena beliau tahu betul apa yang bisa ditawarkan oleh tumbuhan kecil ini," kenang Lin Zhanxi, kepala ilmuwan teknologi Juncao dilansir Xinhua, Selasa.

Tim Lin menyediakan teknologi dan pelatihan personel untuk Juncao, yang telah diperkenalkan ke 106 negara dan dimasukkan dalam rencana pembangunan PBB karena kemampuannya untuk memecahkan masalah seperti krisis pangan.

Beberapa penduduk bahkan mengadopsi nama "Juncao" dalam bahasa Mandarin ke dalam bahasa setempat mereka, sementara yang lain menyebutnya sebagai "rumput kebahagiaan".

"Perhatian harus diberikan pada beberapa proyek mendesak yang bermanfaat bagi masyarakat setempat." Itu merupakan tuntutan yang jelas dari Xi untuk semua proyek BRI.

Modern Diplomacy, platform berita opini Eropa, berkomentar dalam sebuah artikel opini baru-baru ini bahwa BRI memberikan kontribusi yang signifikan dalam mentransformasi perekonomian negara berkembang di Afrika seperti membangun infrastruktur, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan perdagangan.

"China tidak bertujuan mengeksploitasi Afrika seperti yang dibayangkan oleh dunia Barat, karena seiring dengan pengembangan infrastruktur Afrika, Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra membantu Afrika mentransformasi dirinya sendiri," ungkap laporan tersebut.

Dan berbagai manfaat inisiatif itu diyakini akan menjangkau lebih banyak lagi penjuru dunia di tahun-tahun mendatang.

Menurut laporan Bank Dunia, peningkatan perdagangan melalui kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra "diperkirakan akan meningkatkan pendapatan riil global sebesar 0,7 hingga 2,9 persen," dan proyek-proyek BRI "dapat membantu mengangkat 7,6 juta orang keluar dari kemiskinan ekstrem."

Laporan lain dari konsultan ekonomi global Cebr memperkirakan bahwa BRI, yang manfaatnya "tersebar luas," "kemungkinan akan meningkatkan PDB dunia sebesar 7,1 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp15.708) per tahun pada 2040."
 
   


Bagi mantan wakil perdana menteri Thailand Phinij Jarusombat, BRI "merupakan inisiatif kelas dunia yang memiliki pandangan jauh ke depan," karena BRI "membawa perdamaian, kerja sama, pembangunan, dan berbagi dengan dunia.

BRI mengurangi kontradiksi dan konflik, membuat orang-orang beralih untuk mencari pertukaran dan kerja sama di bidang budaya, perdagangan, dan perjalanan."
​​​​​​
"Saya bertemu dengan para pemimpin dari banyak negara. Di mata saya, Presiden China Xi Jinping merupakan seorang pemimpin yang berwawasan luas dengan ketenangan dan tekad yang teguh," ujarnya berkomentar.

Ekonom asal Panama yang merupakan penulis studi sistematis pertama tentang BRI di Amerika Latin, Eddie Tapiero, mengatakan bahwa "BRI mewarisi semangat dan esensi Jalur Sutra kuno, mengadvokasi perdamaian dan menekankan pada upaya pembangunan bersama melalui dialog dan kerja sama."

"Teman-teman saya pernah bertanya kepada saya, 'Apa gunanya mempelajari hal ini?'" katanya. "Saya katakan kepada mereka: 'Ini untuk dunia yang lebih baik'".


 

Penerjemah: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023