Hipmi merupakan ekosistem pengusaha muda dengan bidang usaha anggotanya terdiri dari berbagai sektor
Jakarta (ANTARA) - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mendukung realisasi investasi di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, salah satunya dengan memberikan pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat terdampak untuk meningkatkan kesejahteraan ekonominya.

Ketua Bidang Maritim, Kelautan, dan Perikanan BPP Hipmi Fathul Nugroho mengatakan, Hipmi siap memberikan pelatihan kewirausahaan bagi warga terdampak, baik berupa pelatihan usaha perikanan budidaya dan peningkatan nilai tambah hasil perikanan bagi warga yang sebelumnya berprofesi sebagai nelayan.

"Hipmi merupakan ekosistem pengusaha muda dengan bidang usaha anggotanya terdiri dari berbagai sektor, sehingga Hipmi diyakini mampu memberikan bekal pelatihan usaha yang mumpuni bagi warga Pulau Rempang, termasuk generasi mudanya," ujar Fathul melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Fathul menyampaikan, bentuk pelatihan wirausaha lainnya akan disesuaikan dengan kebutuhan warga melalui analisis penilaian kebutuhan sebelum kegiatan dilakukan.

Menurut Fathul, selama masa tinggal sementara, warga tetap membutuhkan penghasilan yang mencukupi kehidupan sehari-hari, dengan menjadi wirausaha diharapkan dapat menggantikan penghasilan mereka yang hilang setelah relokasi.

Sementara itu, Fathul mengatakan Foreign Direct Investment (FDI) di Pulau Rempang, harus segera terealisasi. Menurutnya, banyak manfaat yang akan dirasakan oleh Indonesia, khususnya warga Rempang karena akan menciptakan lapangan pekerjaan.

"Nilai investasinya mencapai Rp381 triliun dengan potensi penyerapan tenaga kerja lebih dari 300 ribu orang. Ini sangat bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi kita," ujar Fathul.

Fathul berharap, investasi besar di Pulau Rempang dapat melibatkan para pengusaha lokal baru dalam mendukung rantai suplai industri dan jasa di daerah tersebut.

"Pengusaha lokal perlu dilibatkan dan bina oleh para investor agar menjadi pengusaha menengah dan besar juga nantinya dan Hipmi siap untuk menjadi fasilitator antara investor, Pemerintah, dan pengusaha lokal tersebut," katanya.

Menurut laporan UNCTAD yang bertajuk World Investment Report 2023, Singapura dan Indonesia adalah negara dengan FDI di tertinggi Asia Tenggara pada 2022.

Singapura menempati peringkat puncak, dengan nilai investasi asing yang masuk mencapai 141,21 miliar dolar AS pada 2022, meningkat 7,67 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Nilai FDI ini juga menjadi yang tertinggi bagi Singapura dalam tiga dekade terakhir.

Sementara nilai FDI Indonesia tercatat mencapai 21,96 miliar dolar AS pada 2022, peringkat dua di Asia Tenggara. Meski nilainya meningkat 3,92 persen yoy, capaian itu belum memecahkan rekor tertinggi dalam tiga dekade terakhir. Rekor FDI tertinggi di Indonesia tercatat pada 2019, yakni 23,88 miliar dolar AS.

Baca juga: Hipmi minta perkuat eksistensi UMKM dengan merevisi Pemendag 50/2020
Baca juga: Hipmi apresiasi Jokowi raih proyek Rp500 triliun lebih dari KTT ASEAN

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023